Monday, May 21, 2012

PENGENALAN STASIUN CUACA DAN PENCATATAN DATA CUACA


DISUSUN OLEH                              : ERIF MADIAYUNIARTO
                                                              NURLAILI IRMAWATI
                                                              TIARA ANA NURI
  NANANG AGUS W.

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Cuaca dan iklim sama-sama mengacu pada keadaan atmosfer pada suatu tempat dan waktu tertentu. Cuaca dan iklim berbeda dalam rentang waktu dan luas tempat. Cuaca didefinisikan sebagai keadaan atmosfer pada daerah dan waktu tertentu. Iklim adalah keadaan atmosfer pada daerah yang lebih luas dalam kurun waktu yang panjang. Dengan kata lain iklim adalah rata-rata cuaca dalam periode waktu yang panjang dan daerah yang lebih luas.
           Untuk mengetahui cuaca di suatu tempat maka dapat diukur langsung keadaan cuaca di tempat tersebut. Namun, untuk mengetahui iklimnya kita memerlukan rekaman data keadaan atmosfer di tempat tersebut puluhan tahun yang lalu. Alat-alat ini harus tahan setiap waktu terhadap pengaruh-pengaruh buruk cuaca sehingga ketelitiannya tidak berubah. Pemeliharaan alat akan membuat ketelitian yang baik pula sehingga pengukuran dapat dipercaya. Data yang terkumpul untuk iklim diperlukan waktu yang lama, tak cukup satu tahun bahkan 10-30 tahun.
            Alat-alat yang umum digunakan di stasiun klimatologi data cuaca menghasilkan data yang makro. Alat-alat terbagi dua golongan, manual dan otomatis (mempunyai perekam). Alat yang digunakan harus memiliki ketepatan, ketelitian, tidak rumit, dan tahan lama. Unsur-unsur iklim yang diukur adalah: radiasi surya, suhu udara dan suhu tanah, kelembapan udara, curah hujan, evaporasi dan angin.
            Pengamat merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pengambilan data dan pengolahan data tersebut hingga akhirnnya menjadi berupa informasi. Pengetahuan tentang cara dan waktu pengambilan data harus dikuasai oleh pengamat agar kualitas data yang diperoleh benar sesuai dengan keadaan yang memang terjadi. Prinsip kerja masing-masing alat harus dikuasai dengan baik begitu pula waktu pengambilan data harus tepat agar menghasilkan data yang baik.
            Data yang baik pada umumnya memberikan hasil yang sama dengan data yang diperoleh ditempat lain yang lingkup iklimnya masih bisa di anggap sama. Dengan adanya data yang valid maka data cuaca dapat diolah hingga informasinya dapat bermanfaat bagi petani maupun pengguna lain. Informasi yang diberikan akan sangat membantu dalam manajemen pertanian karena unsur-unsur cuaca memberikan dampak langsung terhadap pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan.

1.2    Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Tujuan
1. Mengetahui macam dan fungsi instrumentasi meteorologi pada stasiun cuaca .
2. Mengetahui tata cara pencatatan dan pengelolaan data cuaca secara baik dan benar.

1.2.2   Manfaat
1.    Dapat mengetahui  macam dan fungsi instrumentasi meteorologi pada stasiun cuaca.
2.    Dapat mengetahui tata cara pencatatan dan pengelolaan data cuaca secara baik dan benar.


BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Cuaca dan iklim sama-sama mengacu pada keadaan atmosfer pada suatu tempat dan waktu tertentu. Cuaca dan iklim berbeda dalam rentang waktu dan luas tempat. Cuaca didefinisikan sebagai keadaan atmosfer pada daerah dan waktu tertentu. Iklim adalah keadaan atmosfer pada daerah yang lebih luas dalam kurun waktu yang panjang. Dengan kata lain iklim adalah rata-rata cuaca dalam periode waktu yang panjang dan daerah yang lebih luas.
Secara garis besar manfaat yang diperoleh dalam mempelahari klimatologi yaitu untuk meningkatkan kewaspadaan dari pengaruh iklim yang semakin sulit diprediksi. Dengan diperkirakannya kondisi iklim yang akan terjadi maka dapat dilakukan usaha untuk menyesuaikan dengan kondisi yang akan mungkin terjadi. Selain itu, dapat juga dilakukan pemanfaatan unsur-unsur iklim yang dapat membantu dan memberikan keuntungan. 
Manfaat dari klimatologi yaitu untuk digunakan dalam perhitungan kondisi udara dalam suatu kurun waktu tertentu atau digunakan sebagai tolok ukur untuk menentukan kondisi udara dalam suatu kurun waktu mendatang dalam perlode lebih dari 1 bulan (bulanan, musiman dan tahunan) apakah akan berlebihan (diatas normal) dari harga rata-rata yang baku. Dengan melihat kondisi baik yang telah lalu, sedang berlangsungdan akan berlangsung, maka perhitungan hasil produksi kotor dati faktor alam dapat dihitung. Oleh sebab itu arti dan manfaat klimatologi dalam  kaitan dengan produksi pertanian adalah untuk menghitung hasil produksi pertanian dari sisi kondisi alam baik yang telah berlangsung, sedang berlangsung dan akan berlangsung. Khusus untuk waktu mendatang hal ini berhubungan prakiraan produksi akan dapat ditentukan sebelumnya agar tidak terjadi kemelesetan yang sangat jauh atas kegiatan pertanian. Dilain pihak klimatologi akan dapat pula digunakan dalam penyebaran bahan pangan terutama dalam kondisi rawan pangan ataupun operasi pasar.
Awal musim hujan sebenarnya dapat ditentukan apabila pada suatu tempat dengan pola hujan tahunan apabila dalam 2 dasarian berturut-turut curah hujan yang terjadi terukur untuk tiap dasarian lebih dari 50 milimeter maka kondisi musim hujan telah mulai pada dasarian pertama ketika curah hujan terukur pertama kali, demikian sebailknya apabila da1am 2 dasarian berurutan curah hujannya kurang dari 50 milimeter kondisi awal musim kemarau telah berlangsung pada saat dasarian pertama terukur jumlah curah hujannya kurang dari 50 milimeter. Berdasarkan kondisi kriteria tersebut, maka evaluasi awal musim pada suatu daerah prakiraan musim akan dapat dihitung atau dilakukan. Dengan catatan bahwa kondisi rata­rata awal musim dari daerah yang bersangkutan perlu dihitung, demikian juga kondisi curah hujan untuk tiap dasarian, bulanan hingga musiman perlu dihitung. Hal ini dimaksudkan untuk diperbandingkan atau dievaluasi kondisi curah hujan yang berlangsung apakah kondisinya kurang dari jumlah normalnya, sama dan lebih tinggi dari jumlah normal tersebut. Hasil evaluasi umumnya akan berkisar lebih awal, sama dan lebih lambat untuk kondisi awal musim dengan kondisi hujannya dalam satu musim bawah normal, normal atau diatas normal.
Selain evaluasi yang umumnya berjangka waktu I bulan hingga I musim, evaluasi kondisi musim sebelumnya perlu dilakukan untuk membantu dalam perhitungan kondisi musim baik yang sedang berlangsung maupun akan berlangsung serta akan dapat menjawab pertanyaan apabila muncul suatu gangguan pada hasil produksi pertanian. Hal ini diketengahkan sebagai antisipasi bahwa musim yang sedang dan akan berlangsung bervariasi dan tidak selamanya tetap. Sehingga data base ini sangat berguna baik bagi evaluasi yang sedang berlangsung dan perencanaan untuk waktu mendatang, dengan kata lain evaluasi musin yang sangat luas dengan melibatkan data-data untuk kurun waktu beberapa tahun ke belekang masih akan berguna untuk waktu mendatang.
Selain hujan, unsur iklim lain yang mempengaruhi perilaku pertanian adalah suhu, angin, kelembaban dan sinar matahari. Suhu juga bisa menentukkan jenis-jenis tanaman yg hidup di daerah-daerah  tertentu. Misalnya perbedaan tanaman yang tumbuh di daerah tropis, gurun dan kutub. Indonesia merupakan daerah tropis, perbedaan suhu antara musim hujan dan musim kemarau tidaklah seekstrim perbedaan suhu musim panas dan musim kemarau di daerah-daerah sub tropis dan kutub. Oleh karena itu untuk daerah tropis, klasifikasi suhu lebih di arahkan pada perbedaan suhu menurut ketinggian tempat. Perbedaan suhu akibat dari ketinggian tempat berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman. Sebagai contoh, tanaman strowbery akan berproduksi baik pada ketinggian di atas 1000 meter, karena pada ketinggian 1000 meter pebedaan suhu antara siang dan malam sangat kontras dan keadaan seperti inilah yg dibutuhkan oleh tanaman strowbery.
Menentukan iklim suatu daerah diperlukan data yang telah terkumpul lama, hasil dari pengukuran alat ukur khusus yang disebut instrumentasi klimatologi. Instrumentasi tak jauh beda bahkan kadang sama dengan instrumentasi meteorologi. Alat-alat ini harus tahan setiap waktu terhadap pengaruh-pengaruh buruk cuaca sehingga ketelitiannya tidak berubah. Pemeliharaan alat akan membuat ketelitian yang baik pula sehingga pengukuran dapat dipercaya. Data yang terkumpul untuk iklim diperlukan waktu yang lama, tak cukup satu tahun bahkan 10-30 tahun.
Pemasangan alat di tempat terbuka memerlukan persyaratan tertentu tertentu agar tak salah ukur misalnya dipikirkan tentang halangan berupa bangunan-bangunan dekat alat ataupun pepohonan. Alat-alat pengukur memerlukan penetapan waktu tertentu mengikuti prosedur tertentu yang sama di semua tempat. Maksudnya agar data dapat dibandingkan sehingga perbedaan data bukanlah akibat kesalahan prosedur tapi betul-betul karena iklimnya berbeda. Jadi perlu keseragaman dalam: peralatan, pemasangan alat, waktu pengamatan dan pengumpulan data.
Alat-alat yang umum digunakan di stasiun klimatologi data cuaca menghasilkan data yang makro. Alat-alat terbagi dua golongan, manual dan otomatis (mempunyai perekam). Unsur-unsur iklim yang diukur adalah radiasi surya, suhu udara dan suhu tanah, kelembapan udara, curah hujan, evaporasi dan angin.


BAB 3. METODOLOGI

3.1 Tempat dan waktu
            Praktikum Agroekologi dengan acara “Pengenalan Stasiun dan Pencatatan Data Cuaca” dilaksanakan di laboratorium Agroklimatologi Fakultas Pertanian  Universitas Jember pada tanggal 19 oktober 2010 jam 07.00 WIB sampai selesai.

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Kalkulator

3.2.2 Bahan
1. Data cuaca
2. Data iklim
4. Data kelengasan
5. Data suhu
6. Data lama pernyinaran matahari
7. Data evaporasi
8. Data angin

3.3 Cara Kerja
1. Lakukan kunjungan ke stasiun cuaca yang telah ditentukan lokasinya
2. Amati instrumentasi yang ada pada stasiun tersebut dan pahami apa fungsi alat tersebut.
3. Baca dan catat secara teratur data instrumentasi meteorologi yang ada dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan jadwal pengamatan.
4. Masukkan data hasil pengamatan ke dalam lembar pengamatan harian, kemudian kumpulkan lembar pengamatan harian tersebut sehingga dapat menjadi satu seri data cuaca.
5. Simpan seri data cuaca tersebut dan gunakan sebagai bahan praktikum pada acara selanjutnya.


BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan
Data Temperatur Udara
Tanggal
Temperatur (0C)
07.00
13.00
18.00
Rerata
Max
Min
Rerata
01 April
25
26
28
26,3
34
25
29,5
2
28
30,5
28,5
29
32,5
24
28,25
3
24,2
31
26,5
27,23
33,5
23,5
28,5
4
26,2
30
24
26,73
34
23,5
28,75
5
24,5
29,5
26,3
26,77
33
23,5
28,25
6
25,5
30,5
24
26,67
35
24
29,5
7
25,8
29,5
25
26,77
35
23,5
29,25
8
25
32,2
27,5
28,23
34,2
24,2
29,2
9
29
28,3
26,5
27,93
33
23
28
10
26
31,8
24,8
27,53
34,5
23,3
28,9
Dekade 1
27,32
Dekade 1
28,81








11
23,9
28,5
25,6
26,00
35
23
29
12
26,6
31
24,5
27,37
33
23
28
13
26,7
30
25
27,23
30,2
23,5
26,85
14
25,4
31
23,5
26,63
33
24
28,5
15
25
28
25,8
26,27
33
24
28,5
16
24,4
27,1
24,5
25,33
33,2
24
28,6
17
24
30,1
25,5
26,53
33
23,5
28,25
18
25
29,5
28,5
27,67
35
23,5
29,25
19
23,5
31,8
27
27,43
33
24
28,5
20
25,2
32,2
28
28,47
30
25
27,5
Dekade 2
26,89
Dekade 2
28,3
21
25,5
31,4
27,2
28,03
32
24,5
28,25
22
26,3
32,6
28,5
29,13
31
23,2
27,1
23
25,8
32,5
27,8
28,70
26,5
23,2
24,85
24
25,5
31,6
27,7
28,27
31
23,6
27,3
25
24,5
32,5
28
28,33
33
23,2
28,1
26
25
32,1
27,5
28,20
32
24,2
28,1
27
26
32,9
29
29,30
31,5
23,2
27,35
28
26,2
33,5
26
28,57
32
23,2
27,6
29
25,5
33
24,5
27,67
33,3
23
28,15
30
25,6
32,5
24,2
27,43
34
23,2
28,6
Dekade 3
28,36
Dekade 3
27,54
Bulanan
27,52
Bulanan
28,22

Data Kelembapan Relatif Udara, Tekanan Udara dan Angin
Tanggal
Kelembapan Relatif (%)
Tekanan Udara (mbar)
Kecepatan Angin (km/jam)
07.00
13.00
18.00
Rerata
01-Apr
92
82
89
87,67
1029
0,5
2
82
75
85
80,67
1029
0,8
3
99
70
94
87,67
1029
0,5
4
94
73
96
87,67
1029
0,6
5
99
77
95
90,33
1028
0,6
6
95
72
98
88,33
1028
0,6
7
98
82
92
90,67
1027
0,6
8
97
72
99
89,33
1027
0,5
9
82
90
95
89,00
1029
0,4
10
96
74
90
86,67
1030
0,6
Dekade 1
87,8
1028,5
0,57
11
99
85
92
92,00
1029
0,7
12
87
81
98
88,67
1028
0,6
13
86
76
96
86,00
1025
0,6
14
96
73
97
88,67
1029
0,7
15
95
81
94
90,00
1030
0,5
16
97
91
96
94,67
1030
0,5
17
90
75
96
87,00
1030
0,7
18
95
75
85
85,00
1029
0,4
19
88
65
84
79,00
1030
0,8
20
90
63
81
78,00
1029
0,7
Dekade 2
1028,9
0,62
21
93
64
83
80,00
1029
0,7
22
85
70
78
77,67
1030
0,8
23
74
65
78
72,33
1029
0,8
24
84
65
77
75,33
1029
0,9
25
98
65
85
82,67
1029
0,6
26
88
66
88
80,67
1029
0,6
27
91
65
82
79,33
1029
0,8
28
95
68
96
86,33
1030
0,6
29
96
71
98
88,33
1029
0,5
30
91
70
98
86,33
1030
0,7
Dekade 3
80,89
1029,3
0,7
Bulanan
85,2
1028,3
0,63



Data Penyinaran Matahari
Tanggal
Penyinaran Matahari (%)
Intensitas Radiasi (W.M-2)
Intensitas Radiasi (cal.cm-2)
01-Jan
35
4,34
19,29
2
10
1,24
13,84
3
13
1,61
14,50
4
86
10,66
30,40
5
86
10,66
30,40
6
62
7,69
25,18
7
59
7,32
24,53
8
61
7,56
24,95
9
42
5,21
20,82
10
12
1,49
14,29

Dekade 1
57,78
218,21
11
14
1,74
14,73
12
49
6,08
22,35
13
50
6,20
22,56
14
36
4,46
19,51
15
62
7,69
25,18
16
88
10,91
30,84
17
78
9,67
28,66
18
56
6,94
23,86
19
69
8,56
26,71
20
70
8,68
26,92

Dekade 2
70,93
241,32
21
38
4,71
19,94
22
30
3,72
18,71
23
60
7,44
24,74
24
37
4,59
19,73
25
57
7,07
24,09
26
12
1,49
14,29
27
23
2,85
16,68
28
6
0,74
12,97
29
7
0,87
13,20
30
4
0,50
12,55
31
8
0,99
13,41

Dekade 3
34,97
190,31

Bulanan
163,68
649,84



Data Hujan dan Evaporasi
Tanggal
Pembacaan Awal(mm)
Pembacaan Akhir (mm)
Volume Air Hujan (mm)
Curah Hujan (mm)
Evaporasi (mm)
Air Dibuang (l)
01 Januari
86,3
84
0
0
2,3

2
84,3
84
14
1,4
1,7

3
85,9
87,2
25
2,5
1,2

4
79,7
85,5
76
7,6
1,8

5
76,3
82,4
74
7,4
1,3

6
77,8
94,5
181
18,1
1,4

7
85,4
85
12
1,2
1,6

8
81,5
79
0
0
2,5

9
73,8
98,3
318
31,8
3,1
5
10
74,4
98,5
350
35
4,2
8

Dekade 1
105
21,2

11
78,7
96,2
140
14
-3,5

12
83,6
85,9
54
5,4
3,1

13
75,3
98,7
393
39,3
0,9
15
14
78,5
85,7
85
8,5
1,3

15
86,1
82,6
0
0
3,5

16
85
89,2
53
5,3
1,1

17
89
83,3
49
4,9
10,6

18
74,4
95,9
396
39,6
3,1
15
19
46,5
57,7
120
12
0,8

20
77,9
85,1
78
7,8
0,6


Dekade 2
136,8
27,7

21
79,7
95
184
18,4
3,1

22
77,6
90,5
147
14,7
1,8

23
75,1
95,4
302
30,2
3,9
6
24
75,5
92,4
214
21,4
4,5

25
76,9
84,9
101
10,1
2,1

26
75,1
93,5
283
28,3
1,9
8
27
75,9
90,9
163
16,3
1,3

28
78,8
94,9
174
17,4
1,3

29
88,8
85,6
0
0
3,2

30
75,9
80,5
77
7,7
3,1

31
89,4
81,1
12
1,2
2,5


Dekade 3
165,7
30,95


Bulanan
313,4
79,75



4.2 Pembahasan
            Keadaan cuaca pada periode tertentu sangat menentukan pola tanam, jenis komoditi, teknologi usahatani, pertumbuhan , produksi tanaman, serangan hama/penyakit dan lain-lainnya. Apalagi sistem usahatani pada lahan kering, berbagai unsur iklim terutama pola dan distribusi curah hujan sangat dominan teradap produksi. Secara konseptual, pendekatan dan informasi iklim dalam pembangunan pertanian berkaitan dengan 5 aspek atau kegiatan (Las, Fagi & Pasandaran, 1999 dalam Surmaini, dkk.), yaitu :
a.       Pengembangan wilayah dan komoditas pertanian seperti kesesuaian lahan, perencanaan tata ruang, pemwilayahan agroekologi dan komoditi, sistem informasi geografi (GIS) dan lain-lain.
b.      Perencanaan kegiatan operasional (budidaya) pertanian, seperti perencanaan pola tanam, pengairan, pemupukan, PHT (pengendalian hama terpadu), panen, dan lain-lain.
c.       Peramalan dan analisis sistem pertanian, seperti daya dukung lahan, ramalan produksi, pendugaan potensi hasil dan produktivitas pertanian.
d.      Pengelolaan dan konservasi lahan (tanah dan air).
e.       Menunjang kegiatan penelitian komoditas dan sumberdaya lahan serta pengkajian teknologi pertanian, terutama dalam merumuskan atau menyimpulkan hasilnya.
Data iklim diperoleh berdasarkan hasil pengamatan instrumentasi stasiun klimatologi. Beberapa peralatan instrumentasi tersebut yaitu termometer, ombrometer, anemometer, sunshine recorder, panic evaporasi kelas A, dan lain sebagainya. Thermometer adalah alat untuk mengukur suhu udara dan digunakan skala Celcius atau Fahrenheit. Mengukur suhu udara sesaat, zat cair yang digunakan adalah air raksa. Umumnya termometer ini disebut termometer bola kering yang dipasang berdampingan dengan termometer bola basah. Kedua termometer ini dipasang dalam keadaan tegak. Semua termometer pengukur suhu udara pada waktu pengukuran berada di dalam sangkar cuaca. Maksudnya adalah termometer tidak dipengaruhi radiasi surya langsung maupun radiasi dari bumi. Kemudian terlindung dari hujan ataupun angin kencang. Warna sangkar cuaca putih menghindari penyerapan radiasi surya. Panas ini dapat mempengaruhi pengukuran suhu udara.
Alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan yaitu ombrometer. Curah hujan diukur dalam satuan inchi atau milimeter. Jumlah curah hujan 1 mm (milimeter) berarti air hujan yang menutupi permukaan tanah setinggi 1 mm. Jumlah curah hujan yang diukur tidak boleh menguap atau meresap ke dalam tanah. Di stasiun pengamat, curah hujan dicatat setiap hari. Curah hujan dapat diukur dalam selang waktu tertentu, misalnya:
1.      Curah hujan harian adalah jumlah curah hujan yang terjadi dalam satu hari tertentu.
2.      Curah hujan bulanan adalah jumlah curah hujan harian dalam satu bulan tertentu.
3.      Curah hujan tahunan adalah jumlah curah hujan bulanan dalam satu tahun tertentu.
4.      Curah hujan harian rata-rata jumlah curah hujan bulanan di bagi jumlah hari dalam bulan tersebut.
5.      Curah hujan bulanan rata-rata adalah jumlah curah hujan tahunan dibagi 12 (jumlah bulan).
Angin adalah udara yang bergerak. Angin bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Angin seringkali diberi nama sesuai dengan arah datangnya angin. Sebagai contoh, angin darat adalah angin yang datang dari arah darat, angin laut adalah angin yang datang dari laut. Kecepatan angin dalam stasiun agroklimatologi diukur dengan anemometer. Dalam mengukur kecepatan angin terdapat istilah kecepatan angin rata-rata. Kecepatan angin rata-rata adalah jumlah seluruh kecepatan angin pada saat pengamatan di bagi dengan jumlah pengamatan tanpa memperhatikan arah angin.
Alat pengukur lamanya penyinaran salah satunya adalah sunshine recorder. Prinsip alat adalah pembakaran pias. Panjang pias yang terbakar dinyatakan dalam jam. Alat ini mengukur lama penyinaran surya. Hanya pada keadaan matahari terang saja pias terbakar, sehingga yang terukur adalah lama penyinaran surya terang. Pias diletakkan pada titik api bola lensa. Pembakaran pias terlihat seperti garis lurus di bawah bola lensa. Kertas pias adalah kertas khusus yang tak mudah terbakar kecuali pada titik api lensa. Alat dipasang di tempat terbuka, tak ada halangan ke arah Timur matahari terbit dan ke barat matahari terbenam. Kemiringan sumbu bola lensa disesuaikan dengan letak lintang setempat. Posisi alat tak berubah sepanjang waktu hanya pemakaian pias dapat diganti-ganti setiap hari. Ada 3 tipe pias yang digunakan pada alat yang sama yaitu pias waktu matahari di ekuator, pias waktu matahari di utara, dan pias waktu matahari di selatan
Pengukuran air yang hilang melalui penguapan perlu diukur untuk mengetahui keadaan kesetimbangan air antara yang didapat melalui curah hujan dan air yang hilang melalui evaporasi. Alat pengukur evaporasi yang paling banyak digunakan sekarang adalah Panci kelas A. Evaporasi yang diukur dengan panci ini dipengaruhi oleh radiasi surya yang datang, kelembapan udara, suhu udara dan besarnya angin pada tempat pengukuran.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada tanggal 24 Maret 2010 curan hujan sebesar 33,2 mm, evaporasi sebesar 2,79mm , kecepatan angin sebesar 1,016 km/jam, dan suhu sebesar 29.25°C. Sedangkan pada tanggal 25 Maret 2010 tidak ada hujan maka lama penyinaran dimungkinkan lebih panjang sehingga evaporasi juga lebih besar yaitu 3,3 mm. Hasil pengamatan kecepatan angin naik yaitu 2,443 km/jam dan suhunya turun sebesar 28.75°C.
Kelembapan udara menyatakan jumlah uap air di udara. Ada beberapa cara untuk menyatakan jumlah uap air di udara diantaranya adalah kelembapan mutlak dan kelembapan relatif (RH). Kelembapan mutlak adalah massa air yang terkandung dalam satu satuan volume udara. Kelembapan relatif adalah perbandingan massa air yang terkandung dalam udara dalam suhu tertentu dengan massa air maksimum yang dapat dikandung udara tersebut pada suhu yang sama.
Keakuratan data yang diperoleh dalam pengambilan data pada stasiun cuaca dipengaruhi oleh banyak faktor. Lingkungan atau lokasi peletakan stasiun klimatologi merupakan faktor vital yang harus diperhatikan terlebih dahulu. Lokasi ini tidak dapat dipindah-pindah namun harus dapat mewakili lingkungan yang seluas-luasnya. Stasiun harus diletakkan pada suatu wilayah terbuka dengan luas paling sedikit 50 x 50 m2. Setelah stasiun tersedia maka peralatan untuk pengukuran unsur-unsur cuaca harus diseciakan. Alat-alat yang digunakan harus memiliki beberapa syarat agar dapat menghasilkan data yang baik. Peralatan yang digunakan harus diletakkan sedemikian rupa agar tidak mengganggu fungsi peralatan yang lain. Agar peralatan tersebut dapat digunakan dalam waktu yang lama maka alat tersebut harus tahan lama dan biaya pengelolaannya murah. Agar data yang diperoleh baik maka peralatan tersebut harus tepat, teliti, mudah dibaca, dan tidak rumit penggunaannya. Pengambilan data juga tergantung mental pengamat. Selain paham tentang penggunaan alat, waktu pengambilan data juga harus dipahami. Hal ini berhubungan dengan letak tata surya dan sistem waktu setempat. Oleh karena itu maka pengambilan data harus diperhitrungkan agar data yang diambil memiliki keakuratan yang tinggi.
Jika suatu komoditi perlu dikembangkan namun tidak sesuai dengan cuaca di lingkungan tersebut maka perlu adanya modifikasi iklim mikro pada pertanaman tersebut. Senua unsur cuaca yang berpengaruh pada pertanaman tersebut harus disesuaikan dengan cuaca yang sesuai dengan tanaman tersebut. Jika modifikasi terlalu sulit dilakukan maka modifikasi yang paling memungkinkan dilakukan di rumah kaca. Unsur-unsur cuaca dapat dikendalikan cukup baik di dalam rumah kaca sehingga cuaca yang dibutuhkan tanaman tersebut lebih tersedia.
Data cuaca kontinue merupakan Data cuaca terdiri dari data diskontinue karena mudah kembali bernilai nol (0) dan data continue karena tidak mudah turun mencapai nol. Data unsur cuaca yang sifatnya diskontinyu antara lain penerimaan radiasi matahari dan lama penyinarannya, presipitasi (curah hujan, embun, dan salju) dan penguapan. Penyajian dan analisisnya dalam bentuk nilai akumulasi sedangkan penyajian grafiknya dalam bentuk kurva histogram. Data cuaca yang bersifat kontinyu antara lain: suhu, kelembaban dan tekanan udara serta kecepatan angin. Analisis dan penyajiannya dalam bentuk angka rata-rata atau angka sesaat (instantaneous) sedangkan grafiknya dalam bentuk garis/kurva. Data cuaca dapat digolongkan menjadi dua tipe antara lain data cuaca yang bersifat kontinyu dan diskontinyu. Data cuaca yang bersifat kontinyu merupakan data cuaca yang diperoleh dari nilai rata-rata dari data dalam kurun waktu tertentu seperti data temperatur udara, kelembapan relatif udara, tekanan udara dan kecepatan angin. Sedangkan data cuaca yang bersifat diskontinyu diperoleh dari penjumlahan total data-data selama kurun waktu tertentu contohnya data intensitas radiasi matahari, curah hujan dan evaporasi. Berikut ini grafik dari data cuaca kontinyu (grafik 1 dan 2) serta data cuaca diskontinyu (grafik 3 dan 4).


Dalam pengamatan data cuaca terdapat salah satu unsur yang sangat penting yaitu curah hujan. Mengukur banyaknya curah hujan yang terjadi di lingkungan sangat dibutuhkan terutama dalam bidang pertanian, karena banyaknya air yang terserap dalam tanah dapat diketahui dari curah hujan yang dihasilkan, sehingga para petani dapat memprediksi apakah tanamannya kekurangan air atau tidak. Misalnya kita akan menghitung volume air yang ditambahkan jika diketahui pada lahan pertanian yang ditanami padi dengan luasan 1 Ha dan air yang dibutuhkan air sebesar 800 m3 sedangkan volume air hujan yang tertampung pada ombrometer (L.penampang 100 cm2) sejumlah 400ml.


Curah hujan = 400 ml / 100 cm2
                   = 400 cm3 / 100 cm2
                   = 4 cm

      
Persediaan air yang dibutuhkan dengan luasan 1 ha
= 4 cm x 10000m2
= 4 cm x 100.000.000cm2
= 400.000.000 cm3
= 400.000 dm3
Air yang harus ditambahkan
= 800.000 dm3 - 400.000 dm3
= 400.000.000 dm3




BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada tujuan, hasil pengamatan, dan pembahasan maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.Cuaca adalah keadaan temperatur udara di atas permukaan tanah yang sifatnya sementara.
2.Iklim adalah keadaan rata-rata keadaan cuaca yang berjalan dalam jangka waktu yang lama yaitu 30 tahun baru bisa dikatakan sebagai iklim, dan sifatnya tetap.
3.Alat-alat yang terdapat pada sangkar cuaca sangat membantu dalam dunia pertanian, karena dengan adanya alat tersebut kita bisa mengetahui dan memprediksi hal-hal apa saja yang akan terjadi pada kondisi cuaca.
4.Dengan adanya data yang kita peroleh kita dapat mengetahui dan memprediksi jenis tanaman apa yang cocok untuk ditanam pada wilayah yang telah di amati.

5.2 Saran
Semoga  makalah  ini  bermanfaat  untuk  memberikan  kontribusi  kepada  mahasiswa fakultas Pertanian dan juga untuk kalangan umum sebagai bahan referensi. Dan tentunya  makalah  ini  masih  sangat  jauh  dari sempurna. Untuk  itu saya meminta masukan baik berupa kritik maupun saran demi perbaikan  pembuatan  makalah  saya  di  masa yang akan datang.


DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, I. 2009. Manfaat Klimatologi Untuk Menunjang Kegiatan Pertanian dan Analisis Serta Desain Data Warehousing Di Balai Besar Meteorologi dan Geofisika. http://badaihxh.blogspot.com/2009/01/agroklimatologi-1-manfaatnya_30.html [19 Pebruari 2010].

Anonim. 2009. Product Book. http://www.alphamas.co.id/index.php, [24 Maret 2010].

Ardidafa78. 2009. Peranan Informasi Cuaca dan Iklim Dalam Antisipasi Dampak Kondisi Lingkungan Ekstrim. http://ardidafa78.wordpress.com/ 2009/05/20/peranan-informasi-cuaca-dan-iklim-dalam-antisipasi-dampak-kondisi-lingkungan-ekstrim/ [19 Pebruari 2010].

Hiyu. 2009. Catatan Kuliah. http://catetankuliah.blogspot.com/, [24 Maret 2010].

Irwan, W. 2010. Manfaat Informasi Iklim Untuk Bidang Pertanian. http://aepwawanirwan.blogspot.com/2010/02/manfaat-informasi-iklim-untuk-bidang.html, [1 April 2010].

Netral. 2009 Apa Sih Nama Alat Pengukur Cuaca? Terus Cara Kerjanya Bagaimana?.file://localhost/question/nextQuestion;_ylt=ApcXF1rc4HC6qib.zU4A3bzmRgx.;_ylv=3?qid=20091014035642AAi670O&cid=396545210&state=resolved, [24 Maret 2010].

Surmaini, dkk. 1999. “Analisis Peluang Penyimpangan Iklim dan Pola Ketersediaan Air pada Wilayah Pengembangan IP Padi 300”. Puslittanak ARMP II, Balitbang Pertanian, Jakarta

Tjasyono, B. 2004. Klimatologi. ITB: Bandung.





Share it To Your Friend:

Related Post:

0 komentar:

Post a Comment