DISUSUN OLEH : ERIF MADIAYUNIARTO
NURLAILI IRMAWATI
TIARA ANA NURI
TIARA ANA NURI
NANANG AGUS W.
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cuaca dan iklim sama-sama mengacu pada keadaan atmosfer
pada suatu tempat dan waktu tertentu. Cuaca dan iklim berbeda dalam rentang
waktu dan luas tempat. Cuaca didefinisikan sebagai keadaan atmosfer pada daerah
dan waktu tertentu. Iklim adalah keadaan atmosfer pada daerah yang lebih luas
dalam kurun waktu yang panjang. Dengan kata lain iklim adalah rata-rata cuaca
dalam periode waktu yang panjang dan daerah yang lebih luas.
Untuk mengetahui cuaca di suatu tempat maka dapat diukur
langsung keadaan cuaca di tempat tersebut. Namun, untuk mengetahui iklimnya
kita memerlukan rekaman data keadaan atmosfer di tempat tersebut puluhan tahun
yang lalu. Alat-alat ini harus tahan setiap waktu terhadap pengaruh-pengaruh
buruk cuaca sehingga ketelitiannya tidak berubah. Pemeliharaan alat akan
membuat ketelitian yang baik pula sehingga pengukuran dapat dipercaya. Data
yang terkumpul untuk iklim diperlukan waktu yang lama, tak cukup satu tahun
bahkan 10-30 tahun.
Alat-alat yang umum digunakan di stasiun klimatologi data
cuaca menghasilkan data yang makro. Alat-alat terbagi dua golongan, manual dan
otomatis (mempunyai perekam). Alat yang digunakan harus memiliki ketepatan,
ketelitian, tidak rumit, dan tahan lama. Unsur-unsur iklim yang diukur adalah:
radiasi surya, suhu udara dan suhu tanah, kelembapan udara, curah hujan,
evaporasi dan angin.
Pengamat merupakan faktor yang sangat penting dalam
proses pengambilan data dan pengolahan data tersebut hingga akhirnnya menjadi
berupa informasi. Pengetahuan tentang cara dan waktu pengambilan data harus
dikuasai oleh pengamat agar kualitas data yang diperoleh benar sesuai dengan
keadaan yang memang terjadi. Prinsip kerja masing-masing alat harus dikuasai
dengan baik begitu pula waktu pengambilan data harus tepat agar menghasilkan
data yang baik.
Data yang baik pada umumnya memberikan hasil yang sama
dengan data yang diperoleh ditempat lain yang lingkup iklimnya masih bisa di
anggap sama. Dengan adanya data yang valid maka data cuaca dapat diolah hingga
informasinya dapat bermanfaat bagi petani maupun pengguna lain. Informasi yang
diberikan akan sangat membantu dalam manajemen pertanian karena unsur-unsur
cuaca memberikan dampak langsung terhadap pertumbuhan tanaman yang
dibudidayakan.
1.2 Tujuan
dan Manfaat
1.2.1 Tujuan
1.
Mengetahui macam dan fungsi instrumentasi meteorologi pada stasiun cuaca .
2. Mengetahui tata cara pencatatan
dan pengelolaan data cuaca secara baik dan benar.
1.2.2 Manfaat
1. Dapat
mengetahui macam dan fungsi
instrumentasi meteorologi pada stasiun cuaca.
2.
Dapat mengetahui tata
cara pencatatan dan pengelolaan data cuaca secara baik dan benar.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Cuaca dan iklim sama-sama
mengacu pada keadaan atmosfer pada suatu tempat dan waktu tertentu. Cuaca dan
iklim berbeda dalam rentang waktu dan luas tempat. Cuaca didefinisikan sebagai
keadaan atmosfer pada daerah dan waktu tertentu. Iklim adalah keadaan atmosfer
pada daerah yang lebih luas dalam kurun waktu yang panjang. Dengan kata lain
iklim adalah rata-rata cuaca dalam periode waktu yang panjang dan daerah yang
lebih luas.
Secara garis besar manfaat
yang diperoleh dalam mempelahari klimatologi yaitu untuk meningkatkan kewaspadaan
dari pengaruh iklim yang semakin sulit diprediksi. Dengan diperkirakannya
kondisi iklim yang akan terjadi maka dapat dilakukan usaha untuk menyesuaikan
dengan kondisi yang akan mungkin terjadi. Selain itu, dapat juga dilakukan
pemanfaatan unsur-unsur iklim yang dapat membantu dan memberikan
keuntungan.
Manfaat dari klimatologi
yaitu untuk digunakan dalam perhitungan kondisi udara dalam suatu kurun waktu
tertentu atau digunakan sebagai tolok ukur untuk menentukan kondisi udara dalam
suatu kurun waktu mendatang dalam perlode lebih dari 1 bulan (bulanan, musiman
dan tahunan) apakah akan berlebihan (diatas normal) dari harga rata-rata yang
baku. Dengan melihat kondisi baik yang telah lalu, sedang berlangsungdan akan
berlangsung, maka perhitungan hasil produksi kotor dati faktor alam dapat
dihitung. Oleh sebab itu arti dan manfaat klimatologi dalam kaitan dengan produksi pertanian adalah untuk
menghitung hasil produksi pertanian dari sisi kondisi alam baik yang telah
berlangsung, sedang berlangsung dan akan berlangsung. Khusus untuk waktu
mendatang hal ini berhubungan prakiraan produksi akan dapat ditentukan
sebelumnya agar tidak terjadi kemelesetan yang sangat jauh atas kegiatan
pertanian. Dilain pihak klimatologi akan dapat pula digunakan dalam penyebaran
bahan pangan terutama dalam kondisi rawan pangan ataupun operasi pasar.
Awal musim hujan
sebenarnya dapat ditentukan apabila pada suatu tempat dengan pola hujan tahunan
apabila dalam 2 dasarian berturut-turut curah hujan yang terjadi terukur untuk tiap
dasarian lebih dari 50 milimeter maka kondisi musim hujan telah mulai pada
dasarian pertama ketika curah hujan terukur pertama kali, demikian sebailknya
apabila da1am 2 dasarian berurutan curah hujannya kurang dari 50 milimeter
kondisi awal musim kemarau telah berlangsung pada saat dasarian pertama terukur
jumlah curah hujannya kurang dari 50 milimeter. Berdasarkan kondisi kriteria
tersebut, maka evaluasi awal musim pada suatu daerah prakiraan musim akan dapat
dihitung atau dilakukan. Dengan catatan bahwa kondisi ratarata awal musim dari
daerah yang bersangkutan perlu dihitung, demikian juga kondisi curah hujan
untuk tiap dasarian, bulanan hingga musiman perlu dihitung. Hal ini dimaksudkan
untuk diperbandingkan atau dievaluasi kondisi curah hujan yang berlangsung
apakah kondisinya kurang dari jumlah normalnya, sama dan lebih tinggi dari
jumlah normal tersebut. Hasil evaluasi umumnya akan berkisar lebih awal, sama
dan lebih lambat untuk kondisi awal musim dengan kondisi hujannya dalam satu
musim bawah normal, normal atau diatas normal.
Selain evaluasi yang
umumnya berjangka waktu I bulan hingga I musim, evaluasi kondisi musim
sebelumnya perlu dilakukan untuk membantu dalam perhitungan kondisi musim baik
yang sedang berlangsung maupun akan berlangsung serta akan dapat menjawab
pertanyaan apabila muncul suatu gangguan pada hasil produksi pertanian. Hal ini
diketengahkan sebagai antisipasi bahwa musim yang sedang dan akan berlangsung
bervariasi dan tidak selamanya tetap. Sehingga data base ini sangat berguna baik
bagi evaluasi yang sedang berlangsung dan perencanaan untuk waktu mendatang,
dengan kata lain evaluasi musin yang sangat luas dengan melibatkan data-data
untuk kurun waktu beberapa tahun ke belekang masih akan berguna untuk waktu
mendatang.
Selain hujan, unsur iklim
lain yang mempengaruhi perilaku pertanian adalah suhu, angin, kelembaban dan
sinar matahari. Suhu juga bisa menentukkan jenis-jenis tanaman yg hidup di
daerah-daerah tertentu. Misalnya
perbedaan tanaman yang tumbuh di daerah tropis, gurun dan kutub. Indonesia
merupakan daerah tropis, perbedaan suhu antara musim hujan dan musim kemarau
tidaklah seekstrim perbedaan suhu musim panas dan musim kemarau di
daerah-daerah sub tropis dan kutub. Oleh karena itu untuk daerah tropis,
klasifikasi suhu lebih di arahkan pada perbedaan suhu menurut ketinggian
tempat. Perbedaan suhu akibat dari ketinggian tempat berpengaruh pada
pertumbuhan dan produksi tanaman. Sebagai contoh, tanaman strowbery akan
berproduksi baik pada ketinggian di atas 1000 meter, karena pada ketinggian
1000 meter pebedaan suhu antara siang dan malam sangat kontras dan keadaan
seperti inilah yg dibutuhkan oleh tanaman strowbery.
Menentukan iklim suatu
daerah diperlukan data yang telah terkumpul lama, hasil dari pengukuran alat
ukur khusus yang disebut instrumentasi klimatologi. Instrumentasi tak jauh beda
bahkan kadang sama dengan instrumentasi meteorologi. Alat-alat ini harus tahan
setiap waktu terhadap pengaruh-pengaruh buruk cuaca sehingga ketelitiannya
tidak berubah. Pemeliharaan alat akan membuat ketelitian yang baik pula
sehingga pengukuran dapat dipercaya. Data yang terkumpul untuk iklim diperlukan
waktu yang lama, tak cukup satu tahun bahkan 10-30 tahun.
Pemasangan alat di tempat
terbuka memerlukan persyaratan tertentu tertentu agar tak salah ukur misalnya
dipikirkan tentang halangan berupa bangunan-bangunan dekat alat ataupun
pepohonan. Alat-alat pengukur memerlukan penetapan waktu tertentu mengikuti
prosedur tertentu yang sama di semua tempat. Maksudnya agar data dapat
dibandingkan sehingga perbedaan data bukanlah akibat kesalahan prosedur tapi
betul-betul karena iklimnya berbeda. Jadi perlu keseragaman dalam: peralatan,
pemasangan alat, waktu pengamatan dan pengumpulan data.
Alat-alat yang umum
digunakan di stasiun klimatologi data cuaca menghasilkan data yang makro.
Alat-alat terbagi dua golongan, manual dan otomatis (mempunyai perekam). Unsur-unsur
iklim yang diukur adalah radiasi surya, suhu udara dan suhu tanah, kelembapan
udara, curah hujan, evaporasi dan angin.
BAB 3. METODOLOGI
3.1
Tempat dan waktu
Praktikum
Agroekologi dengan acara “Pengenalan Stasiun dan Pencatatan Data Cuaca”
dilaksanakan di laboratorium Agroklimatologi Fakultas Pertanian Universitas Jember pada tanggal 19 oktober
2010 jam 07.00 WIB sampai selesai.
3.2
Alat dan Bahan
3.2.1
Alat
1.
Kalkulator
3.2.2
Bahan
1.
Data cuaca
2.
Data iklim
4.
Data kelengasan
5.
Data suhu
6.
Data lama pernyinaran matahari
7.
Data evaporasi
8.
Data angin
3.3
Cara Kerja
1. Lakukan kunjungan ke
stasiun cuaca yang telah ditentukan lokasinya
2. Amati instrumentasi
yang ada pada stasiun tersebut dan pahami apa fungsi alat tersebut.
3. Baca dan catat
secara teratur data instrumentasi meteorologi yang ada dalam jangka waktu
tertentu sesuai dengan jadwal pengamatan.
4. Masukkan data hasil
pengamatan ke dalam lembar pengamatan harian, kemudian kumpulkan lembar
pengamatan harian tersebut sehingga dapat menjadi satu seri data cuaca.
5. Simpan seri data
cuaca tersebut dan gunakan sebagai bahan praktikum pada acara selanjutnya.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
pengamatan
Data Temperatur Udara
Tanggal
|
Temperatur
(0C)
|
||||||
07.00
|
13.00
|
18.00
|
Rerata
|
Max
|
Min
|
Rerata
|
|
01
April
|
25
|
26
|
28
|
26,3
|
34
|
25
|
29,5
|
2
|
28
|
30,5
|
28,5
|
29
|
32,5
|
24
|
28,25
|
3
|
24,2
|
31
|
26,5
|
27,23
|
33,5
|
23,5
|
28,5
|
4
|
26,2
|
30
|
24
|
26,73
|
34
|
23,5
|
28,75
|
5
|
24,5
|
29,5
|
26,3
|
26,77
|
33
|
23,5
|
28,25
|
6
|
25,5
|
30,5
|
24
|
26,67
|
35
|
24
|
29,5
|
7
|
25,8
|
29,5
|
25
|
26,77
|
35
|
23,5
|
29,25
|
8
|
25
|
32,2
|
27,5
|
28,23
|
34,2
|
24,2
|
29,2
|
9
|
29
|
28,3
|
26,5
|
27,93
|
33
|
23
|
28
|
10
|
26
|
31,8
|
24,8
|
27,53
|
34,5
|
23,3
|
28,9
|
Dekade
1
|
27,32
|
Dekade
1
|
28,81
|
||||
11
|
23,9
|
28,5
|
25,6
|
26,00
|
35
|
23
|
29
|
12
|
26,6
|
31
|
24,5
|
27,37
|
33
|
23
|
28
|
13
|
26,7
|
30
|
25
|
27,23
|
30,2
|
23,5
|
26,85
|
14
|
25,4
|
31
|
23,5
|
26,63
|
33
|
24
|
28,5
|
15
|
25
|
28
|
25,8
|
26,27
|
33
|
24
|
28,5
|
16
|
24,4
|
27,1
|
24,5
|
25,33
|
33,2
|
24
|
28,6
|
17
|
24
|
30,1
|
25,5
|
26,53
|
33
|
23,5
|
28,25
|
18
|
25
|
29,5
|
28,5
|
27,67
|
35
|
23,5
|
29,25
|
19
|
23,5
|
31,8
|
27
|
27,43
|
33
|
24
|
28,5
|
20
|
25,2
|
32,2
|
28
|
28,47
|
30
|
25
|
27,5
|
Dekade
2
|
26,89
|
Dekade
2
|
28,3
|
||||
21
|
25,5
|
31,4
|
27,2
|
28,03
|
32
|
24,5
|
28,25
|
22
|
26,3
|
32,6
|
28,5
|
29,13
|
31
|
23,2
|
27,1
|
23
|
25,8
|
32,5
|
27,8
|
28,70
|
26,5
|
23,2
|
24,85
|
24
|
25,5
|
31,6
|
27,7
|
28,27
|
31
|
23,6
|
27,3
|
25
|
24,5
|
32,5
|
28
|
28,33
|
33
|
23,2
|
28,1
|
26
|
25
|
32,1
|
27,5
|
28,20
|
32
|
24,2
|
28,1
|
27
|
26
|
32,9
|
29
|
29,30
|
31,5
|
23,2
|
27,35
|
28
|
26,2
|
33,5
|
26
|
28,57
|
32
|
23,2
|
27,6
|
29
|
25,5
|
33
|
24,5
|
27,67
|
33,3
|
23
|
28,15
|
30
|
25,6
|
32,5
|
24,2
|
27,43
|
34
|
23,2
|
28,6
|
Dekade
3
|
28,36
|
Dekade
3
|
27,54
|
||||
Bulanan
|
27,52
|
Bulanan
|
28,22
|
Data Kelembapan Relatif Udara, Tekanan Udara dan
Angin
Tanggal
|
Kelembapan
Relatif (%)
|
Tekanan
Udara (mbar)
|
Kecepatan
Angin (km/jam)
|
|||
07.00
|
13.00
|
18.00
|
Rerata
|
|||
01-Apr
|
92
|
82
|
89
|
87,67
|
1029
|
0,5
|
2
|
82
|
75
|
85
|
80,67
|
1029
|
0,8
|
3
|
99
|
70
|
94
|
87,67
|
1029
|
0,5
|
4
|
94
|
73
|
96
|
87,67
|
1029
|
0,6
|
5
|
99
|
77
|
95
|
90,33
|
1028
|
0,6
|
6
|
95
|
72
|
98
|
88,33
|
1028
|
0,6
|
7
|
98
|
82
|
92
|
90,67
|
1027
|
0,6
|
8
|
97
|
72
|
99
|
89,33
|
1027
|
0,5
|
9
|
82
|
90
|
95
|
89,00
|
1029
|
0,4
|
10
|
96
|
74
|
90
|
86,67
|
1030
|
0,6
|
Dekade
1
|
87,8
|
1028,5
|
0,57
|
|||
11
|
99
|
85
|
92
|
92,00
|
1029
|
0,7
|
12
|
87
|
81
|
98
|
88,67
|
1028
|
0,6
|
13
|
86
|
76
|
96
|
86,00
|
1025
|
0,6
|
14
|
96
|
73
|
97
|
88,67
|
1029
|
0,7
|
15
|
95
|
81
|
94
|
90,00
|
1030
|
0,5
|
16
|
97
|
91
|
96
|
94,67
|
1030
|
0,5
|
17
|
90
|
75
|
96
|
87,00
|
1030
|
0,7
|
18
|
95
|
75
|
85
|
85,00
|
1029
|
0,4
|
19
|
88
|
65
|
84
|
79,00
|
1030
|
0,8
|
20
|
90
|
63
|
81
|
78,00
|
1029
|
0,7
|
Dekade
2
|
1028,9
|
0,62
|
||||
21
|
93
|
64
|
83
|
80,00
|
1029
|
0,7
|
22
|
85
|
70
|
78
|
77,67
|
1030
|
0,8
|
23
|
74
|
65
|
78
|
72,33
|
1029
|
0,8
|
24
|
84
|
65
|
77
|
75,33
|
1029
|
0,9
|
25
|
98
|
65
|
85
|
82,67
|
1029
|
0,6
|
26
|
88
|
66
|
88
|
80,67
|
1029
|
0,6
|
27
|
91
|
65
|
82
|
79,33
|
1029
|
0,8
|
28
|
95
|
68
|
96
|
86,33
|
1030
|
0,6
|
29
|
96
|
71
|
98
|
88,33
|
1029
|
0,5
|
30
|
91
|
70
|
98
|
86,33
|
1030
|
0,7
|
Dekade
3
|
80,89
|
1029,3
|
0,7
|
|||
Bulanan
|
85,2
|
1028,3
|
0,63
|
Data Penyinaran Matahari
Tanggal
|
Penyinaran Matahari (%)
|
Intensitas
Radiasi (W.M-2)
|
Intensitas
Radiasi (cal.cm-2)
|
01-Jan
|
35
|
4,34
|
19,29
|
2
|
10
|
1,24
|
13,84
|
3
|
13
|
1,61
|
14,50
|
4
|
86
|
10,66
|
30,40
|
5
|
86
|
10,66
|
30,40
|
6
|
62
|
7,69
|
25,18
|
7
|
59
|
7,32
|
24,53
|
8
|
61
|
7,56
|
24,95
|
9
|
42
|
5,21
|
20,82
|
10
|
12
|
1,49
|
14,29
|
Dekade 1
|
57,78
|
218,21
|
|
11
|
14
|
1,74
|
14,73
|
12
|
49
|
6,08
|
22,35
|
13
|
50
|
6,20
|
22,56
|
14
|
36
|
4,46
|
19,51
|
15
|
62
|
7,69
|
25,18
|
16
|
88
|
10,91
|
30,84
|
17
|
78
|
9,67
|
28,66
|
18
|
56
|
6,94
|
23,86
|
19
|
69
|
8,56
|
26,71
|
20
|
70
|
8,68
|
26,92
|
Dekade 2
|
70,93
|
241,32
|
|
21
|
38
|
4,71
|
19,94
|
22
|
30
|
3,72
|
18,71
|
23
|
60
|
7,44
|
24,74
|
24
|
37
|
4,59
|
19,73
|
25
|
57
|
7,07
|
24,09
|
26
|
12
|
1,49
|
14,29
|
27
|
23
|
2,85
|
16,68
|
28
|
6
|
0,74
|
12,97
|
29
|
7
|
0,87
|
13,20
|
30
|
4
|
0,50
|
12,55
|
31
|
8
|
0,99
|
13,41
|
Dekade 3
|
34,97
|
190,31
|
|
Bulanan
|
163,68
|
649,84
|
Data Hujan dan Evaporasi
Tanggal
|
Pembacaan
Awal(mm)
|
Pembacaan
Akhir (mm)
|
Volume
Air Hujan (mm)
|
Curah
Hujan (mm)
|
Evaporasi
(mm)
|
Air
Dibuang (l)
|
01
Januari
|
86,3
|
84
|
0
|
0
|
2,3
|
|
2
|
84,3
|
84
|
14
|
1,4
|
1,7
|
|
3
|
85,9
|
87,2
|
25
|
2,5
|
1,2
|
|
4
|
79,7
|
85,5
|
76
|
7,6
|
1,8
|
|
5
|
76,3
|
82,4
|
74
|
7,4
|
1,3
|
|
6
|
77,8
|
94,5
|
181
|
18,1
|
1,4
|
|
7
|
85,4
|
85
|
12
|
1,2
|
1,6
|
|
8
|
81,5
|
79
|
0
|
0
|
2,5
|
|
9
|
73,8
|
98,3
|
318
|
31,8
|
3,1
|
5
|
10
|
74,4
|
98,5
|
350
|
35
|
4,2
|
8
|
Dekade
1
|
105
|
21,2
|
||||
11
|
78,7
|
96,2
|
140
|
14
|
-3,5
|
|
12
|
83,6
|
85,9
|
54
|
5,4
|
3,1
|
|
13
|
75,3
|
98,7
|
393
|
39,3
|
0,9
|
15
|
14
|
78,5
|
85,7
|
85
|
8,5
|
1,3
|
|
15
|
86,1
|
82,6
|
0
|
0
|
3,5
|
|
16
|
85
|
89,2
|
53
|
5,3
|
1,1
|
|
17
|
89
|
83,3
|
49
|
4,9
|
10,6
|
|
18
|
74,4
|
95,9
|
396
|
39,6
|
3,1
|
15
|
19
|
46,5
|
57,7
|
120
|
12
|
0,8
|
|
20
|
77,9
|
85,1
|
78
|
7,8
|
0,6
|
|
Dekade
2
|
136,8
|
27,7
|
||||
21
|
79,7
|
95
|
184
|
18,4
|
3,1
|
|
22
|
77,6
|
90,5
|
147
|
14,7
|
1,8
|
|
23
|
75,1
|
95,4
|
302
|
30,2
|
3,9
|
6
|
24
|
75,5
|
92,4
|
214
|
21,4
|
4,5
|
|
25
|
76,9
|
84,9
|
101
|
10,1
|
2,1
|
|
26
|
75,1
|
93,5
|
283
|
28,3
|
1,9
|
8
|
27
|
75,9
|
90,9
|
163
|
16,3
|
1,3
|
|
28
|
78,8
|
94,9
|
174
|
17,4
|
1,3
|
|
29
|
88,8
|
85,6
|
0
|
0
|
3,2
|
|
30
|
75,9
|
80,5
|
77
|
7,7
|
3,1
|
|
31
|
89,4
|
81,1
|
12
|
1,2
|
2,5
|
|
Dekade
3
|
165,7
|
30,95
|
||||
Bulanan
|
313,4
|
79,75
|
4.2 Pembahasan
Keadaan cuaca pada periode tertentu
sangat menentukan pola tanam, jenis komoditi, teknologi usahatani, pertumbuhan
, produksi tanaman, serangan hama/penyakit dan lain-lainnya. Apalagi sistem
usahatani pada lahan kering, berbagai unsur iklim terutama pola dan distribusi
curah hujan sangat dominan teradap produksi. Secara konseptual, pendekatan dan
informasi iklim dalam pembangunan pertanian berkaitan dengan 5 aspek atau
kegiatan (Las, Fagi & Pasandaran, 1999 dalam Surmaini, dkk.), yaitu :
a. Pengembangan
wilayah dan komoditas pertanian seperti kesesuaian lahan, perencanaan tata
ruang, pemwilayahan agroekologi dan komoditi, sistem informasi geografi (GIS)
dan lain-lain.
b. Perencanaan
kegiatan operasional (budidaya) pertanian, seperti perencanaan pola tanam,
pengairan, pemupukan, PHT (pengendalian hama terpadu), panen, dan lain-lain.
c.
Peramalan dan analisis
sistem pertanian, seperti daya dukung lahan, ramalan produksi, pendugaan
potensi hasil dan produktivitas pertanian.
d. Pengelolaan dan konservasi lahan (tanah dan air).
e. Menunjang kegiatan
penelitian komoditas dan sumberdaya lahan serta pengkajian teknologi pertanian,
terutama dalam merumuskan atau menyimpulkan hasilnya.
Data
iklim diperoleh berdasarkan hasil pengamatan instrumentasi stasiun klimatologi.
Beberapa peralatan instrumentasi tersebut yaitu termometer, ombrometer,
anemometer, sunshine recorder, panic evaporasi kelas A, dan lain sebagainya. Thermometer
adalah alat untuk mengukur suhu udara dan digunakan skala Celcius atau
Fahrenheit. Mengukur suhu udara sesaat, zat cair yang digunakan adalah air
raksa. Umumnya termometer
ini disebut termometer bola kering yang dipasang berdampingan dengan termometer
bola basah. Kedua termometer ini dipasang dalam keadaan tegak. Semua termometer
pengukur suhu udara pada waktu pengukuran berada di dalam sangkar cuaca.
Maksudnya adalah termometer tidak dipengaruhi radiasi surya langsung maupun
radiasi dari bumi. Kemudian terlindung dari hujan ataupun angin kencang. Warna
sangkar cuaca putih menghindari penyerapan radiasi surya. Panas ini dapat
mempengaruhi pengukuran suhu udara.
Alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan yaitu ombrometer.
Curah hujan diukur dalam satuan inchi atau milimeter. Jumlah curah hujan 1 mm
(milimeter) berarti air hujan yang menutupi permukaan tanah setinggi 1 mm.
Jumlah curah hujan yang diukur tidak boleh menguap atau meresap ke dalam tanah.
Di stasiun pengamat, curah hujan dicatat setiap hari. Curah hujan dapat diukur
dalam selang waktu tertentu, misalnya:
1.
Curah
hujan harian adalah jumlah curah hujan yang terjadi dalam satu hari tertentu.
2.
Curah
hujan bulanan adalah jumlah curah hujan harian dalam satu bulan tertentu.
3.
Curah
hujan tahunan adalah jumlah curah hujan bulanan dalam satu tahun tertentu.
4.
Curah
hujan harian rata-rata jumlah curah hujan bulanan di bagi jumlah hari dalam
bulan tersebut.
5.
Curah
hujan bulanan rata-rata adalah jumlah curah hujan tahunan dibagi 12 (jumlah
bulan).
Angin adalah udara yang bergerak. Angin bergerak dari
daerah bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Angin seringkali
diberi nama sesuai dengan arah datangnya angin. Sebagai contoh, angin darat
adalah angin yang datang dari arah darat, angin laut adalah angin yang datang
dari laut. Kecepatan angin dalam stasiun agroklimatologi diukur dengan
anemometer. Dalam mengukur kecepatan angin terdapat istilah kecepatan angin
rata-rata. Kecepatan angin rata-rata adalah jumlah seluruh kecepatan angin pada
saat pengamatan di bagi dengan jumlah pengamatan tanpa memperhatikan arah
angin.
Alat pengukur lamanya penyinaran salah satunya adalah sunshine
recorder. Prinsip alat adalah pembakaran pias. Panjang pias yang terbakar
dinyatakan dalam jam. Alat ini mengukur lama penyinaran surya. Hanya pada
keadaan matahari terang saja pias terbakar, sehingga yang terukur adalah lama
penyinaran surya terang. Pias
diletakkan pada titik api bola lensa. Pembakaran pias terlihat seperti garis
lurus di bawah bola lensa. Kertas pias adalah kertas khusus yang tak mudah
terbakar kecuali pada titik api lensa. Alat dipasang di tempat terbuka, tak ada halangan ke arah Timur matahari
terbit dan ke barat matahari terbenam. Kemiringan sumbu bola lensa disesuaikan
dengan letak lintang setempat. Posisi alat tak berubah sepanjang waktu hanya
pemakaian pias dapat diganti-ganti setiap hari. Ada 3 tipe pias yang digunakan
pada alat yang sama yaitu pias waktu matahari di ekuator, pias waktu matahari
di utara, dan pias waktu matahari di selatan
Pengukuran air yang hilang
melalui penguapan perlu diukur untuk mengetahui keadaan kesetimbangan air
antara yang didapat melalui curah hujan dan air yang hilang melalui evaporasi.
Alat pengukur evaporasi yang paling banyak digunakan sekarang adalah Panci
kelas A. Evaporasi yang diukur dengan panci ini dipengaruhi oleh radiasi surya
yang datang, kelembapan udara, suhu udara dan besarnya angin pada tempat
pengukuran.
Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa pada tanggal 24 Maret 2010 curan hujan sebesar 33,2 mm, evaporasi sebesar
2,79mm , kecepatan angin sebesar 1,016 km/jam, dan suhu sebesar 29.25°C. Sedangkan pada tanggal 25 Maret
2010 tidak ada hujan maka lama penyinaran dimungkinkan lebih panjang sehingga
evaporasi juga lebih besar yaitu 3,3 mm. Hasil pengamatan kecepatan angin naik yaitu
2,443 km/jam dan suhunya turun sebesar 28.75°C.
Kelembapan udara menyatakan
jumlah uap air di udara. Ada beberapa cara untuk menyatakan jumlah uap air di
udara diantaranya adalah kelembapan mutlak dan kelembapan relatif (RH).
Kelembapan mutlak adalah massa air yang terkandung dalam satu satuan volume
udara. Kelembapan relatif adalah perbandingan massa air yang terkandung dalam
udara dalam suhu tertentu dengan massa air maksimum yang dapat dikandung udara
tersebut pada suhu yang sama.
Keakuratan data yang diperoleh
dalam pengambilan data pada stasiun cuaca dipengaruhi oleh banyak faktor.
Lingkungan atau lokasi peletakan stasiun klimatologi merupakan faktor vital
yang harus diperhatikan terlebih dahulu. Lokasi ini tidak dapat dipindah-pindah
namun harus dapat mewakili lingkungan yang seluas-luasnya. Stasiun harus
diletakkan pada suatu wilayah terbuka dengan luas paling sedikit 50 x 50 m2.
Setelah stasiun tersedia maka peralatan untuk pengukuran unsur-unsur cuaca
harus diseciakan. Alat-alat yang digunakan harus memiliki beberapa syarat agar
dapat menghasilkan data yang baik. Peralatan yang digunakan harus diletakkan
sedemikian rupa agar tidak mengganggu fungsi peralatan yang lain. Agar
peralatan tersebut dapat digunakan dalam waktu yang lama maka alat tersebut
harus tahan lama dan biaya pengelolaannya murah. Agar data yang diperoleh baik
maka peralatan tersebut harus tepat, teliti, mudah dibaca, dan tidak rumit
penggunaannya. Pengambilan data juga tergantung mental pengamat. Selain paham
tentang penggunaan alat, waktu pengambilan data juga harus dipahami. Hal ini
berhubungan dengan letak tata surya dan sistem waktu setempat. Oleh karena itu
maka pengambilan data harus diperhitrungkan agar data yang diambil memiliki
keakuratan yang tinggi.
Jika suatu komoditi perlu
dikembangkan namun tidak sesuai dengan cuaca di lingkungan tersebut maka perlu
adanya modifikasi iklim mikro pada pertanaman tersebut. Senua unsur cuaca yang
berpengaruh pada pertanaman tersebut harus disesuaikan dengan cuaca yang sesuai
dengan tanaman tersebut. Jika modifikasi terlalu sulit dilakukan maka
modifikasi yang paling memungkinkan dilakukan di rumah kaca. Unsur-unsur cuaca dapat
dikendalikan cukup baik di dalam rumah kaca sehingga cuaca yang dibutuhkan
tanaman tersebut lebih tersedia.
Data cuaca kontinue merupakan Data cuaca terdiri
dari data diskontinue karena mudah kembali bernilai nol (0) dan data continue
karena tidak mudah turun mencapai nol. Data unsur cuaca yang sifatnya
diskontinyu antara lain penerimaan radiasi matahari dan lama penyinarannya,
presipitasi (curah hujan, embun, dan salju) dan penguapan. Penyajian dan
analisisnya dalam bentuk nilai akumulasi sedangkan penyajian grafiknya dalam
bentuk kurva histogram. Data cuaca yang bersifat kontinyu antara lain: suhu,
kelembaban dan tekanan udara serta kecepatan angin. Analisis dan penyajiannya
dalam bentuk angka rata-rata atau angka sesaat (instantaneous) sedangkan grafiknya
dalam bentuk garis/kurva. Data cuaca dapat digolongkan
menjadi dua tipe antara lain data cuaca yang bersifat kontinyu dan diskontinyu.
Data cuaca yang bersifat kontinyu merupakan data cuaca yang diperoleh dari
nilai rata-rata dari data dalam kurun waktu tertentu seperti data temperatur
udara, kelembapan relatif udara, tekanan udara dan kecepatan angin. Sedangkan
data cuaca yang bersifat diskontinyu diperoleh dari penjumlahan total data-data
selama kurun waktu tertentu contohnya data intensitas radiasi matahari, curah
hujan dan evaporasi. Berikut ini grafik
dari data cuaca kontinyu (grafik 1 dan 2) serta data cuaca diskontinyu (grafik
3 dan 4).
Dalam
pengamatan data cuaca terdapat salah satu unsur yang sangat penting yaitu
curah hujan. Mengukur banyaknya curah hujan yang terjadi di lingkungan sangat
dibutuhkan terutama dalam bidang pertanian, karena banyaknya air yang terserap
dalam tanah dapat diketahui dari curah hujan yang dihasilkan, sehingga para
petani dapat memprediksi apakah tanamannya kekurangan air atau tidak. Misalnya
kita akan menghitung volume air yang ditambahkan jika diketahui pada lahan pertanian yang ditanami padi dengan
luasan 1 Ha dan air yang dibutuhkan air sebesar 800 m3 sedangkan
volume air hujan yang tertampung pada ombrometer (L.penampang 100 cm2)
sejumlah 400ml.
= 400 cm3 / 100 cm2
= 4 cm
Persediaan
air yang dibutuhkan dengan luasan 1 ha
= 4 cm x 10000m2
= 4 cm x 100.000.000cm2
= 400.000.000 cm3
= 400.000 dm3
Air
yang harus ditambahkan
= 800.000 dm3 - 400.000
dm3
= 400.000.000 dm3
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan
pada tujuan, hasil pengamatan, dan pembahasan maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1.Cuaca
adalah keadaan temperatur udara di atas permukaan tanah yang sifatnya
sementara.
2.Iklim
adalah keadaan rata-rata keadaan cuaca yang berjalan dalam jangka waktu yang
lama yaitu 30 tahun baru bisa dikatakan sebagai iklim, dan sifatnya tetap.
3.Alat-alat
yang terdapat pada sangkar cuaca sangat membantu dalam dunia pertanian, karena
dengan adanya alat tersebut kita bisa mengetahui dan memprediksi hal-hal apa
saja yang akan terjadi pada kondisi cuaca.
4.Dengan
adanya data yang kita peroleh kita dapat mengetahui dan memprediksi jenis
tanaman apa yang cocok untuk ditanam pada wilayah yang telah di amati.
5.2
Saran
Semoga makalah ini
bermanfaat untuk memberikan kontribusi kepada
mahasiswa fakultas Pertanian dan juga untuk kalangan umum
sebagai bahan referensi. Dan tentunya makalah ini
masih sangat jauh dari sempurna. Untuk itu saya
meminta masukan baik berupa kritik maupun saran demi perbaikan
pembuatan makalah saya di masa yang akan datang.
DAFTAR
PUSTAKA
Aisyah, I. 2009. Manfaat Klimatologi Untuk Menunjang
Kegiatan Pertanian dan Analisis Serta Desain Data Warehousing Di Balai Besar
Meteorologi dan Geofisika.
http://badaihxh.blogspot.com/2009/01/agroklimatologi-1-manfaatnya_30.html [19 Pebruari 2010].
Ardidafa78. 2009. Peranan Informasi Cuaca dan Iklim
Dalam Antisipasi Dampak Kondisi Lingkungan Ekstrim.
http://ardidafa78.wordpress.com/
2009/05/20/peranan-informasi-cuaca-dan-iklim-dalam-antisipasi-dampak-kondisi-lingkungan-ekstrim/ [19 Pebruari 2010].
Irwan, W. 2010. Manfaat
Informasi Iklim Untuk Bidang Pertanian.
http://aepwawanirwan.blogspot.com/2010/02/manfaat-informasi-iklim-untuk-bidang.html,
[1 April 2010].
Netral. 2009 Apa
Sih Nama Alat Pengukur Cuaca? Terus Cara Kerjanya Bagaimana?.file://localhost/question/nextQuestion;_ylt=ApcXF1rc4HC6qib.zU4A3bzmRgx.;_ylv=3?qid=20091014035642AAi670O&cid=396545210&state=resolved, [24 Maret 2010].
Surmaini, dkk. 1999. “Analisis Peluang Penyimpangan Iklim
dan Pola Ketersediaan Air pada Wilayah Pengembangan IP Padi 300”. Puslittanak
ARMP II, Balitbang Pertanian, Jakarta
Tjasyono, B. 2004. Klimatologi. ITB: Bandung.
0 komentar:
Post a Comment