Kemaren sore, waktu saya mandi dan keramas, tiba-tiba saya pengen mandi besar. Mandi yang tadi cuma keramas biasa, gak pake niat buat mandi besar. Lalu saya kembali ke kamar mandi (padahal mandinya udah selesai, udah pake handuk), setelah saya mengucapkan niat mandi besar, lalu saya menyiram tubuh saya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Setelah itu selesai deehh. Saya mengambil handuk dan kembali ke kamar.
Dikamar saya heran juga, kenapa tiba-tiba saya pengen membersihkan diri?? Padahal sholat aja jarang (hampir gak pernah). Ditengah keheranan saya, saya tetap mengikuti kata hati saya. :D
Singkat cerita, malam itu aku lagi ngobrol sama mbak kos ku, dan dia bilang "Hhhhmmm cek adem e, padahal aku sek arep ados" (Hhhmmm dingin sekali, padahal aku masi mau mandi). Saat itu sudah jam setengah sembilan malam, tapi aku lupa tepatnya jam berapa.
Lalu aku tanya "Emang mau ngapain kok mandi jam segini?"
"Ia nyuk, Besok mau Puasa Rajab " Jawabnya singkat.
Nyuk adalah panggilan aku dan dia, dari kata "Munyuk" yang artinya anak monyet :P Biasalah, aku kan suka monyet, dan pacarku saat itu dekenal dengan nama kethek, dan boneka-boneka yang ada dikamar ku monyet semua :)
Kembali ke Puasa Rajab,
"Puasa Rajab? apa itu? kamu katanya sapa nyuk?"
"Ia nyuk, aku katanya temen ku tadi, katanya si kalo kita berpuasa 2 hari di awal bulan Rajab, maka kita akan mendapat pahala seperti puasa 2 Tahun dan apabila kita mengingatkan orang lain, maka kita akan mendapat pahala seperti puasa 80 tahun" Jelasnya
"oooo.." Jawabku
Entah kenapa, tiba-tiba aku ingin berpuasa, padahal puasa di Bulan Ramadhan aku jarang-jarang, apalagi shalat 5 waktu hampir gak pernah. :D Lalu aku teringat dengan kejadian tadi sore, kejadian dimana tiba-tiba saya pengen mandi besar. Ya Allah mungkin ini adalah jalan yang Engkau tunjukkan pada ku. Ya Allah berikanlah kelancaran dan berkah pada puasa. Amieennnn...
Lalu saya searching-searching di Google tentang puasa Rajab, dan saya menemukan tanya jawab seputar Puasa Rajab di Pesantrenvirtual.com . Ini dia Bro n Sist, Selamat membaca.....
Bulan Rajab merupakan salah satu bulan Muharram yang artinya dimulyakan (Ada 4 bulan: Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab). Puasa dalam bulan Rajab, sebagaimana dalam bulan-bulan mulya lainnya, hukumnya sunnah. Diriwayatkan dari Mujibah al-Bahiliyah, Rasulullah bersabda "Puasalah pada bulan-bulan haram(mulya)." (Riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad). Hadis lainnya adalah Riwayatnya al-Nasa'i dan Abu Dawud (dan disahihkan oleh Ibnu Huzaimah): "Usamah berkata pada Nabi saw, 'Wahai Rasulullah, saya tak melihat Rasul melakukan puasa (sunat) sebanyak yang Rasul lakukan dalam bulan Sya'ban.' Rasul menjawab: 'Bulan Sya'ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan oleh kebanyakan orang.'"
Menurut al-Syaukani (Naylul Authar, dalam bahasan puasa sunat) ungkapan Nabi "Bulan Sya'ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan kebanyakan orang" itu secara implisit menunjukkan bahwa bulan Rajab juga disunnahkan melakukan puasa di dalamnya.
Adapun hadis yang Anda sebut itu, kami juga tak menemukannya. Ada beberapa hadis lain yang menerangkan keutamaan bulan Rajab. Seperti berikut ini:
- "Barang siapa berpuasa pada bulan Rajab sehari maka laksana ia puasa selama sebulan, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya 7 pintu neraka Jahim, bila puasa 8 hari maka dibukakan untuknya 8 pintu sorga, dan bila puasa 10 hari maka digantilah dosa-dosanya dengan kebaikan."
- Riwayat al-Thabrani dari Sa'id bin Rasyid: Barangsiapa puasa sehari di bulan Rajab maka laksana ia puasa setahun, bila puasa 7 hari maka ditutuplah untuknya pintu-pintu neraka Jahanam, bila puasa 8 hari dibukakan untuknya 8 pintu sorga, bila puasa 10 hari Allah akan mengabulkan semua permintaannya....."
- "Sesugguhnya di sorga terdapat sungai yang dinamakan Rajab, airnya lebih putih daripada susu dan rasanya lebih manis dari madu. Barangsiapa puasa sehari pada bulan Rajab, maka ia akan dikaruniai minum dari sungai tersebut".
- Riwayat (secara mursal) Abul Fath dari al-Hasan, Nabi saw berkata: "Rajab itu bulannya Allah, Sya'ban bulanku, dan Ramadan bulannya umatku."
Ibnu Hajar, dalam kitabnya "Tabyinun Ujb", menegaskan bahwa tidak ada hadis (baik sahih, hasan, maupun dha'if) yang menerangkan keutamaan puasa di bulan Rajab. Bahkan beliau meriwayatkan tindakan Sahabat Umar yang melarang menghususkan bulan Rajab dengan puasa.
Ditulis oleh al-Syaukani, dlm Nailul Authar, bahwa Ibnu Subki meriwayatkan dari Muhamad bin Manshur al-Sam'ani yang mengatakan bahwa tak ada hadis yang kuat yang menunjukkan kesunahan puasa Rajab secara khusus. Disebutkan juga bahwa Ibnu Umar memakruhkan puasa Rajab, sebagaimana Abu Bakar al-Tarthusi yang mengatakan bahwa puasa Rajab adalah makruh, karena tidak ada dalil yang kuat.
Namun demikian, sesuai pendapat al-Syaukani, bila semua hadis yang secara khusus menunjukkan keutamaan bulan Rajab dan disunahkan puasa di dalamnya kurang kuat dijadikan landasan, maka hadis-hadis yang umum (spt yang disebut pertamakali di atas) itu cukup menjadi hujah atau landasan. Di samping itu, karena juga tak ada dalil yang kuat yang memakruhkan puasa di bulan Rajab.
Muhammad Niam & Arif Hidayat
0 komentar:
Post a Comment