Eutrofikasi merupakan
suatu masalah yang terjadi pada lingkugan, khususnya ekosistem air tawar, yang
disebabkan karena adanya limbah fosfat (PO3-) yang berlebihan sehingga
mencemari air. Air dikatakan eutrofik jika konsentrasi total phosphorus (TP)
dalam air berada dalam rentang 35-100 µg/L. Sebenarnya, eutrofikasi merupakan sebuah proses alamiah di
mana danau mengalami penuaan secara bertahap dan menjadi lebih produktif bagi
tumbuhnya biomassa. Secara alamiah, diperlukan proses ribuan tahun untuk sampai
pada kondisi eutrofik. Namun, kondisi eutrofik seperti ini bisa terjadi semakin
cepat, hanya dalam beberapa tahun saja, akibat ulah manusia yang tidak ramah
lingkungan. Ulah manusia tersebut hampir 90% nya disebabkan aktivitas di bidang
pertanian. Para petani biasanya menggunakan pestisida atau insektisida anorganik
untuk memberantas hama tanaman agar tanaman tidak rusak. Hal inilah yang
mengakibatkan pestisida yang terlarut dalam air terbawa aliran air hingga
sampai ke sungai - sungai atau danau di sekitarnya.
Gambar 1. Penyebab Terjadinya Eutrofikasi
Sumber: http://biologipedia.blogspot.com
Gambar 2.
Dampak Eutrofikasi
Sumber http://www.saawinternational.org
Pada
gambar 1 terlihat jelas beberapa hal yang menyebabkan terjadinya eutrofikasi
antara lain pelarutan nitrogen dioxides, pelepasan limbah kota yang telah
didaur ulang; pelepasan limbah kota yang tidak didaur ulang; pelepasan
detergent; nitrogen yang diproduksi oleh kendaraan bermotor dan pabrik;
limpasan alami nitrat dan phosphat; limpasan pupuk anorganik; limpasan makanan
ternak; limpasan dari jalan, rumput, dan konstruksi; serta limpasan dan erosi (penanaman,
pertambangan, konstruksi, lahan yang tidak digunakan) yang kemudian terlarut
dalam air. Larutan tersebut mengalir hingga ke sungai dan danau sehingga
menyebabkan danau dan sungai terlalu banyak mengandung nutrien. Hal ini lah
yang kemudian mempercepat terjadinya eutrofik pada ekosistem air tawar.
Dampak
eutrofik ini terlihat pada gambar 2 dimana eutrofikasi ini jelaslah dapat
mengganggu kehidupan organisme air yang lain yang ada di dalamnya sehingga
dampak yang lebih lanjut dan kompleks dapat merusak keseimbangan ekosistem
perairan di daerah itu. Tumbuhan air yang tumbuh secara cepat akibat proses
eutrofikasi, misal alga dan enceng gondok, akan membutuhkan kadar oksigen lebih
banyak dari jumlah biasanya sehingga tumbuhan air (alga dan enceng gondok) dan
organisme air di daerah tersebut saling berkompetisi untuk memperebutkan
oksigen. Karena berkurangnya asupan oksigen dalam air maka banyak plankton baik
itu fitoplankton atau zooplankton maupun ikan-ikan kecil lainnya mati. Selain
dampak negatif, eutrofikasi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat
sekitar karena tumbuhan air (enceng gondok) dapat memberikan lapangan pekerjaan
baru yaitu dengan dijadikannya enceng gondok sebagai kerajinan semisal
dijadikan tas maupun kursi, yang mana hal tersebut memberikan nilai tambah bagi
enceng gondok setelah diolah menjadi kerajinan.
Kesimpulan
dari masalah eutrofikasi sangatlah merugikan baik diinjau dari segi lingkungan,
sosial, dan ekonomi. Dengan adanya eutrofikasi maka lingkungan sekitar
khususnya perairan air tawar akan menjadi rusak dan tidak seimbang karena
banyak organisme airnya yang mati akibat pertumbuhan tumbuhan air (alga dan
enceng gondok) yang sangat cepat. Dari segi sosial dapat diamati adanya penurunan
tingkat pengangguran pada masyarakat. Sedangkan dalam segi ekonomi mampu
memberikan peningkatan pendapatan masyarakat sekitar.
Disusun Oleh:
Nanda Pradhana Afriyanti 081510601033
Novia Rachman 101510601032
Nurlaili Irmawati 081510601034
tkan ,,for all,,,tugas jadi lbih enteng
ReplyDelete