Sunday, May 27, 2012

Eutrofikasi


               Eutrofikasi merupakan suatu masalah yang terjadi pada lingkugan, khususnya ekosistem air tawar, yang disebabkan karena adanya limbah fosfat (PO3-) yang berlebihan sehingga mencemari air. Air dikatakan eutrofik jika konsentrasi total phosphorus (TP) dalam air berada dalam rentang 35-100 µg/L. Sebenarnya,  eutrofikasi merupakan sebuah proses alamiah di mana danau mengalami penuaan secara bertahap dan menjadi lebih produktif bagi tumbuhnya biomassa. Secara alamiah, diperlukan proses ribuan tahun untuk sampai pada kondisi eutrofik. Namun, kondisi eutrofik seperti ini bisa terjadi semakin cepat, hanya dalam beberapa tahun saja, akibat ulah manusia yang tidak ramah lingkungan. Ulah manusia tersebut hampir 90% nya disebabkan aktivitas di bidang pertanian. Para petani biasanya menggunakan pestisida atau insektisida anorganik untuk memberantas hama tanaman agar tanaman tidak rusak. Hal inilah yang mengakibatkan pestisida yang terlarut dalam air terbawa aliran air hingga sampai ke sungai - sungai atau danau di sekitarnya.















Gambar 1. Penyebab Terjadinya Eutrofikasi 
Sumber: http://biologipedia.blogspot.com
  




Gambar 2. Dampak Eutrofikasi
Sumber http://www.saawinternational.org

Pada gambar 1 terlihat jelas beberapa hal yang menyebabkan terjadinya eutrofikasi antara lain pelarutan nitrogen dioxides, pelepasan limbah kota yang telah didaur ulang; pelepasan limbah kota yang tidak didaur ulang; pelepasan detergent; nitrogen yang diproduksi oleh kendaraan bermotor dan pabrik; limpasan alami nitrat dan phosphat; limpasan pupuk anorganik; limpasan makanan ternak; limpasan dari jalan, rumput, dan konstruksi; serta limpasan dan erosi (penanaman, pertambangan, konstruksi, lahan yang tidak digunakan) yang kemudian terlarut dalam air. Larutan tersebut mengalir hingga ke sungai dan danau sehingga menyebabkan danau dan sungai terlalu banyak mengandung nutrien. Hal ini lah yang kemudian mempercepat terjadinya eutrofik pada ekosistem air tawar.
Dampak eutrofik ini terlihat pada gambar 2 dimana eutrofikasi ini jelaslah dapat mengganggu kehidupan organisme air yang lain yang ada di dalamnya sehingga dampak yang lebih lanjut dan kompleks dapat merusak keseimbangan ekosistem perairan di daerah itu. Tumbuhan air yang tumbuh secara cepat akibat proses eutrofikasi, misal alga dan enceng gondok, akan membutuhkan kadar oksigen lebih banyak dari jumlah biasanya sehingga tumbuhan air (alga dan enceng gondok) dan organisme air di daerah tersebut saling berkompetisi untuk memperebutkan oksigen. Karena berkurangnya asupan oksigen dalam air maka banyak plankton baik itu fitoplankton atau zooplankton maupun ikan-ikan kecil lainnya mati. Selain dampak negatif, eutrofikasi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar karena tumbuhan air (enceng gondok) dapat memberikan lapangan pekerjaan baru yaitu dengan dijadikannya enceng gondok sebagai kerajinan semisal dijadikan tas maupun kursi, yang mana hal tersebut memberikan nilai tambah bagi enceng gondok setelah diolah menjadi kerajinan. 
Kesimpulan dari masalah eutrofikasi sangatlah merugikan baik diinjau dari segi lingkungan, sosial, dan ekonomi. Dengan adanya eutrofikasi maka lingkungan sekitar khususnya perairan air tawar akan menjadi rusak dan tidak seimbang karena banyak organisme airnya yang mati akibat pertumbuhan tumbuhan air (alga dan enceng gondok) yang sangat cepat. Dari segi sosial dapat diamati adanya penurunan tingkat pengangguran pada masyarakat. Sedangkan dalam segi ekonomi mampu memberikan peningkatan pendapatan masyarakat sekitar.

Disusun Oleh:
      Nanda Pradhana Afriyanti             081510601033
         Novia Rachman                              101510601032
        Nurlaili Irmawati                            081510601034





Share it To Your Friend:

Related Post:

1 comment: