BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam
perekonomian nasional. Pembangunan ekonomi nasional abad ke-21 masih akan tetap
berbasis pertanian secara luas. Tahapan-tahapan yang sejalan dengan perkembangan
ekonomi maka kegiatan jasa-jasa dan bisnis yang berbasis pertanian akan semakin
meningkat, yaitu kegiatan agribisnis akan menjadi salah satu kegiatan unggulan
pembangunan ekonomi nasional dalam berbagai aspek yang luas. Kegiatan
ekonomi yang berbasis pada tanaman pangan dan hortikultura merupakan kegiatan
yang sangat penting (strategis) di Indonesia. Disamping melibatkan
tenaga kerja terbesar dalam kegiatan produksi, produknya juga merupakan bahan
pangan pokok dalam konsumsi pangan di Indonesia. Dilihat dari sisi
bisnis, kegiatan ekonomi yang berbasis tanaman pangan dan hortikultura
merupakan kegiatan bisnis terbesar dan tersebar luas di Indonesia. Perannya sebagai
penghasil bahan pangan dan pokok, menyebabkan setiap orang dari 200 juta
penduduk Indonesia terlibat setiap hari dalam kegiatan ekonomi tanaman pangan
dan hortikultura (Saragih, 2001).
Komoditas hortikultura, khususnya buah-buahan memiliki
prospek dalam sektor pertanian. Pengembangan buah-buahan berpola agribisnis dan
agroindustri sangat cerah karena permintaan terhadap komoditas tersebut
cenderung naik, baik di pasar dalam maupun luar negeri. Potensi sumber daya
alam di dalam negeri masih memberikan peluang untuk
meningkatkan produksi aneka jenis buah-buahan. Pengembangan komoditas hortikultura,
khususnya buah-buahan dapat dirancang sebagai salah satu sumber pertumbuhan
baru dalam perekonomian nasional. Perkembangan agribisnis buah-buahan akan
memberi nilai tambah bagi produsen (petani) dan industri pengguna serta dapat
memperbaiki keseimbangan gizi bagi konsumen. Potensi pengembangan tanaman
buah-buahan di Indonesia didukung oleh banyak faktor. Indonesia memiliki kondisi
agroekologi yang dapat menghasilkan hampir semua jenis buah, termasuk jenis
buah yang berasal dari daerah subtropis. Lahan pertanian di Indonesia yang
dapat digunakan untuk mengembangkan tanaman buah-buahan sekitar 33,3 juta
hektar, antara lain lahan kering (tegalan) seluas 16,59 juta kektar dan lahan
pekarangan seluas 4,9 juta hektar. Meskipun hampir semua jenis buah-buahan
dapat dihasilkan di Indonesia,
namun produktivitas hasil buah-buahan nasional masih rendah rata-rata 7,5
ton/ha. Peningkatan produksi buah-buahan nasional masih sangat dimungkinkan,
dengan penggunaan bibit (varietas unggul) dan penerapan teknologi modern. Di
negara-negara maju, penggunaan varietas unggul dan penerapan teknologi modern
dapat menghasilkan produksi buah-buahan sebesar 10 ton/ha (Rukmana, 2003).
Tanaman buah naga (dragon fruit) yang awalnya dikenal
sebagai tanaman hias ini sudah cukup lama dikenal masyarakat Taiwan, Vietnam,
maupun Thailand.
Terlebih saat diketahui bahwa buahnya dapat dikonsumsi, semakin banyak yang
mengenalnya. Bagi masyarakat di negara tersebut, usaha budidaya tanaman buah
naga terus dilakukan karena sangat menguntungkan. Prospek buah naga di pasar
domestik cukup baik karena penggemarnya berangsur-angsur meningkat. Hal
tersebut dapat dilihat dengan semakin membanjirnya buah naga di supermarket
atau pasar swalayan di beberapa kota di Indonesia.
Buah naga adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari marga Hylocereus dan Selenicereus. Buah ini
berasal dari Meksiko,
Amerika
Tengah dan Amerika Selatan namun sekarang juga
dibudidayakan di negara-negara Asia seperti Taiwan, Vietnam, Filipina, dan Malaysia. Buah ini juga dapat ditemui di Okinawa,
Israel,
Australia
Utara dan Tiongkok
selatan (Kristanto, 2008).
Buah naga sekarang mulai tersedia di toko buah dan pasar
swalayan dan sejumlah perkebunan melirik komoditas ini karena budidayanya mudah
dan prospek ke depan cerah dibanding buah lainnya. Saat ini Thailand dan Vietnam merupakan pemasok buah
terbesar dunia, tetapi permintaan yang dapat dipenuhi masih kurang dari 50
persen. Pasar lokal saat ini dibanjiri produk ekspor berdasarkan catatan dari
eksportir buah di Indonesia,
buah naga ini masuk ke tanah air mencapai antara 200-400 ton/tahun asal Thailand dan Vietnam. Tingginya permintaan buah
naga ini di sebabkan oleh promosi yang menyebutnya sebagai buah meja (sangat
menarik dan menggiurkan bila di sajikan di meja makan) berkhasiat mujarab untuk
berbagai penyakit dan bermanfaat sebagai bahan baku di bidang industri pengolahan makanan,
minuman, kosmetik serta produk kesehatan. Buah yang dijuluki king of the
fruit atau rajanya buah ini tampaknya sudah mendunia. Hal ini sangat
didukung oleh keinginan negara produsen untuk mempromosikan. Salah satu contoh
ialah Vietnam yang menggunakan media maskapai penerbangannya untuk promosi buah
naga, yaitu dijadikan sebagai sajian pencuci mulut di pesawat untuk tujuan
Eropa, tidak heran jika pengenalan hingga
penjuru dunia dapat cepat terlaksana (Kristanto, 2008).
Usahatani buah naga di Kabupaten Jember masih tergolong baru
dan daerah pengembangannya juga masih terbatas. Faktor lain yang sangat
berpengaruh terhadap tingkat produksi dan pendapatan yang diperoleh petani
adalah pemasaran yang mencakup pendekatan serba fungsi dan pendekatan
serba lembaga.
Saluran pemasaran yang efisien akan sangat menentukan tingkat produksi dan
kualitas buah naga yang dihasilkan, karena dengan adanya saluran pemasaran yang
efektif dan efisien akan menghasilkan harga yang sesuai baik pada tingkat petani
maupun konsumen. Sehingga akan dapat memacu petani untuk lebih giat dalam
mengelola usahatani buah naga tersebut.
Mayoritas petani buah naga di Kabupaten Jember memasarkan
komoditas buah naga di Pasar Tanjung yang merupakan salah satu pasar terbesar
di Kabupaten Jember. Pasar Tanjung sebagai pusat pemasaran berbagai macam
komoditas pertanian yang pembelinya rata-rata adalah pedagang pengecer. Pemasaran
buah naga tidak hanya melalui Pasar Tanjung, melainkan juga pedagang-pedagang
di pinggir jalan raya sehingga saluran pemasaran buah naga cukup beragam. Terdapat lebih dari satu saluran pemasaran
buah naga, sehingga pemasaran pada komoditas buah naga sangat menarik untuk
diteliti.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Bagaimana pendekatan serba fungsi
pada komoditas Buah Naga di Kabupaten Jember?
2. Bagaimana pendekatan serba lembaga
pada komoditas Buah Naga di Kabupaten Jember?
1.3. Tujuan dan Manfaat
1.3.1. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pendekatan serba fungsi pada komoditas Buah Naga
di Kabupaten Jember.
2. Mengetahui pendekatan serba lembaga pada komoditas Buah Naga
di Kabupaten Jember.
1.3.2.
Manfaat Penelitian
- Bagi mahasiswa sebagai wawasan tentang fungsi dan lembaga komoditas Buah Naga di Kabupaten Jember.
- Bahan informasi bagi petani buah naga dalam mengelola usahanya.
- Sebagai bahan informasi bagi pemerintah dalam menetapkan kebijakan yang berhubungan dengan pengembangan usahatani buah naga.
- Sebagai sumber informasi bagi peneliti yang berminat mengkaji masalah yang sama pada aspek yang berbeda dimasa yang akan datang.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pendekatan
Serba Fungsi Komoditas Buah Naga di Kabupaten Jember
Pendekatan serba fungsi pada komoditas buah naga di Kabuaten Jember
merupakan cara-cara untuk menggambarkan kegiatan ekonomi di dalam sistem pemasaran. Pendekatan serba fungsi
meliputi 3 kategori khusus yakni fungsi fisik, fungsi pertukaran dan fungsi fasilitas.
2.1.1 Fungsi Fisik
a. Fungsi Pengangkutan
Pengangkutan adalah upaya pemindahan barang dari produsen ke konsumen. Pengangkutan
bertujuan untuk mengirim barang atau jasa kepada konsumen melalui saluran
pemasaran tertentu. Besarnya biaya angkut sangat dipengaruhi jenis barang yang
diangkut, jenis alat pengangkutan yang diguanakan, kondisi jalan, lokasi,
resiko selama proses pengangkutan. Kegunaan yang ditimbulkan oleh fungsi
pengangkutan adalah kegunaan tempat dan waktu.
Buah naga yang dijual oleh penjual di pasar tanjung didapatkan dari pusat
budidaya buah naga di daerah rembangan, Penjual di pasar tanjung, tidak perlu membeli
barang dari produsen di rembangan, namun produsen mengirim produk secara
berkala ke pasar tanjung menggunakan alat angkutan berupa pick-up. Kondisi jalan yang dilalui dari produsen ke penjual di
pasar tanjung relatif tidak terlalu sulit untuk ditempuh, sehingga hampir tidak
ada resiko kerusakan produk yang dibawa.
b. Fungsi Pengolahan
Fungsi pengolahan memiliki tujuan untuk memberikan nilai tambah pada
produk tertentu. Nilai tambah yang dimaksud adalah meningkatkan kualitas
barang, baik daya tahan barang tersebut, memperkecil volume ataupun dalam
rangka meningkatkan nilai tambah, pengolahan juga bertujuan untuk memenuhi
keinginan konsumen. Biaya yang ditimbulkan dari kegiatan ini berupa biaya
pengolahan.
Fungsi pengolahan pada produk buah
naga di pasar tanjung cenderung masih tidak optimal, karena produk buah naga
dijual secara mentah tanpa diolah terlebih dahulu. Produk buah naga ini
nantinya akan diolah sendiri oleh konsumen setelah dibeli dari penjual di pasar
tanjung. Hal ini menyebabkan harga jual buah naga relatif rendah karena tidak
ada penambahan nilai.
c. Fungsi Penyimpanan
Fungsi penyimpanan diperlukan untuk menyimpan selama barang tersebut
belum dikonsumsi atau menunggu diangkut ke daerah pemasaran dan diolah. Fungsi
penyimpanan menjadi sangat penting karena kebanyakan hasil pertanian merupakan
tanaman musiman dan dikonsumsi sepanjang tahun serta mudah rusak. Aktivitas
tersebut memerlukan biaya pemeliharan atau perawatan yang disebut biaya
penyimpanan.
Fungsi penyimpanan komoditas buah
naga di pasar tanjung tergolong sangat sederhana, karena penyimpanan dilakukan
dengan alat seadanya berupa tas plastik. Penyimpanan buah naga dilakukan
apabila produk tersebut tidak habis terjual pada hari tertentu. Hal ini tentu
beresiko terhadap membusuknya buah naga menjadi lebih cepat. Penggunaan tas plastik
sebagai alat penyimpan dilakukan karena keterbatasan modal dan ilmu pengetahuan
dari penjual. Menanggapi hal tersebut, penjual memiliki cara tersendiri untuk
menghindari kebusukan produk, yaitu dengan cara melakukan pembelian dengan
jumlah terbatas sehingga dapat diperkirakan produk tersebut habis terjual dalam
waktu 1-2 hari.
2.1.2 Fungsi Pertukaran
a. Fungsi Penjualan
Fungsi penjualan sangat diperlukan untuk mencari tempat dan waktu yang
tepat untuk melakukan penjualan barang sesuai dengan apa yang diinginkan
konsumen dilihat dari jumlah, mutu, dan bentuk. Fungsi penjualan dapat
dikatakan sebagai ujung tombak keberhasilan suatu usaha. Fungsi penjualan
merupakan bagian terpenting dari suatu kegiatan usaha yang berfungsi untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan ekonomisasi suatu kegiatan usaha.
Komoditas buah naga di Kabupaten
Jember sebagian besar dipasarkan di Pasar Tanjung dan pinggir jalan. Penjualan
dilakukan sejak pagi hari hingga sore hari. Buah naga di Kabupaten Jember biasa
diolah menjadi es buah, sehingga penjualan terbesar terjadi pada pagi hari
mengingat siang harinya produk ini dijual kembali setelah diolah menjadi es
buah. Pada umumnya buah naga terjual sebesar 50kg per hari. Buah naga yang
dijual merupakan buah naga segar (bukan olahan).
b. Fungsi Pembelian
Fungsi pembelian diperlukan untuk menentukan jenis barang yang akan
dibeli yang sesuai dengan kebutuhannya, baik dikonsumsi langsung maupun
kebutuhan produksi. Kegiatan utama fungsi pembelian ialah menentukan jenis
barang (jasa, jumlah, kualitas, tempat pembelian) serta cara pembelian. Fungsi
pembelian dapat menciptakan menciptakan kegunaan hak milik pada suatu barang
atau jasa.
Konsumen buah naga di Kabupaten Jember kebanyakan adalah pelaku bidang
usaha seperti penjual es buah dan es juice, namun sebagian konsumen juga datang
dari rumah tangga, dimana mereka membeli buah naga untuk konsumsi pribadi.
Jumlah pembelian buah naga perhari ditaksir mencapai 50 kg dengan harga Rp.
14.000/kg. Kualitas buah naga yang dijual adalah baik, artinya tidak busuk atau cacat.
2.1.3 Fungsi Fasilitas
a. Fungsi Standarisasi dan Grading
Fungsi standarisasi dan grading
suatu barang dapat memberikan berbagai manfaat dalam suatu proses pemasaran.
Standarisasi adalah penentuan batas-batas dasar dalam bentuk spesifikasi
barang-barang. Grading adalah usaha
menggolongkan barang ke dalam golongan standar kualitas yang telah mendapat
pengakuan dunia perdagangan.
Komoditas buah naga yang dijual di
pasar cenderung belum memiliki standarisasi dan grading yang jelas. Hal ini dikarenakan tidak ada badan yang
berwenang untuk melakukan standarisasi dan grading
terhadap komoditas buah naga yang
dijual. Hal tersebut mengakibatkan konsumen harus berhati-hati dalam membeli
buah naga yang dijual di pasar. Fungsi standarisasi dan grading biasanya baru berlaku apabila produk buah naga di jual di
supermarket atau mall.
b. Fungsi Pengemasan
Fungsi pengemasan sangat penting dalam pemasaran hasil pertanian, fungsi
ini bertujuan untuk melindungi suatu komoditi. Melindungi komoditi pada hal ini
berarti melindungi barang agar tidak rusak dan meningkatkan nilai tambah suatu
produk. Namun, pada komoditas buah naga yang ada di pasar tanjung tidak
terdapat pengemasan produk yang profesional. Hal ini dikarenakan keterbatasan
modal dan konsumen cenderung memilih barang sebelum memutuskan untuk dibeli.
c. Fungsi Penanggungan
Resiko
Resiko yang timbul dapat terjadi
selama penyimpanan, pengangkutan dan pengolahan. Penanggungan resiko pemasaran
dapat dilakukan oleh produsen, lembaga pemasaran, dan juga lembaga lain yaitu
pihak perusahaan asuransi. Fungsi penanggungan resiko ditujujkan untuk
melindungi konsumen sehingga mendapatkan produk dengan kualitas terbaik.
Pada komoditas buah naga di Pasar
Tanjung, fungsi penanggungan resiko dilakukan oleh pihak produsen. Buah naga
yang dikirim menggunakan pick-up
telah dilakukan perlakuan tertentu untuk meminimalisir kerusakan. Buah naga
yang rusak tentu tidak akan dibeli oleh pedagang yang ada di pasar tanjung, dan
akan dikembalikan.
d. Fungsi Informasi
Pasar
Fungsi ini meliputi kegiatan
pengumpulan informasi pasar serta menaksirkan data informasi pasar tersebut.
Data pasar yang telah dikumpulkan tidak saja tentang perkembangan harga di
setiap tingakatan pasar tertentu, tetapi juga menyangkut informasi pasar
seperti jenis dan kualitas barang yang diinginkan konsumen, lokasi, merk yang
diinginkan, penyebaran lokasi asal supply, waktu dan jumlah barang yang
diinginkan konsumen. Arus barang
mengalir dengan lancar dari tingkat produsen ke konsumen, informasi pasar yang
cukup dan ditaksirkan dengan benar sangat membantu dalam pemasaran barang. Fungsi informasi pasar di pasar tanjung
terutama untuk komoditas buah naga cenderung cukup baik. Informasi yang
diberikan adalah penetapan harga jual komoditas, ketersediaan komoditas, dan
lokasi pedagang. Informasi pasar mengenai harga sangat penting agar konsumen
tidak dirugikan dengan fluktuasi harga barang. Informasi mengenai lokasi
pedagang dan ketersedian komoditas menjadi penting untuk menentukan supply barang dari produsen.
e. Fungsi Pembiayaan
Fungsi pembiayaan adalah fungsi yang mengatur penggunaan modal selama
komoditas dalam proses pemasaran untuk membantu pelaksanaan proses pertukaran
dan pertukaran dan fungsi fisik. Pemberian modal pinjaman pada lembaga
pemasaran harus dipertimbangkan oleh pemilik modal. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah
kredibilitas, solvabilitas, dan liquiditas lembaga pemasaran. Fungsi pembiayaan
komoditas buah naga di pasar tanjung dilakukan secara pribadi. Artinya
pembiayaan komoditas dilakukan oleh penjual itu sendiri. Hal ini
mengakibatkan jika terjadi kerugian maka
modal awal tidak akan kembali. Fungsi pembiayaan pada komoditas buah naga
digunakan untuk upah kuli angkut dari kendaraan pengangkut sedangkan biaya
pengakutan adri Rembangan ke Pasar Tanjung ditanggung sepenuhnya oleh produsen.
2.2 Pendekatan Serba Lembaga Komoditas Buah Naga di Kabupaten Jember
Saluran pemasaran adalah alur komoditas pertanian
dari produsen ke konsumen. Saluran pemasaran ini sangan bervariasi.. terdapat
dua saluran pemasaran yang ada pada komoditas buah naga di Kabupaten Jember
yakni:
- Produsen (petani) - tengkulak - pedagang pengumpul - pengecer - konsumen.
- Produsen - pedagang pengecer - konsumen.
Macam lembaga pemasaran menurut penguasaan terhadap komoditas yang
dipasarkan dapat digolongkan:
a. Lembaga pemasaran yang tidak memiliki tapi menguasai komoditas yang
dipasarkan, misalnya agen perantara atau komisioner dan makelar yang
menjalankan fungsinya untuk mempertemukan atau manyampaikan komoditas/ jasadari
produsen ke konsumen. Pada komoditas buah naga di Kabupaten Jember biasnya
tidak terdapat lembaga pemasaran yang tidak memiliki tapi menguasai komoditas
seperti agen. Saluran pemasaran yang terjadai adalah langsung dari produsen ke
pedagang tanpa ada perantara yang lainnya.
b. Lembaga pemasaran yang memiliki dan menguasai komoditas yang dipasarkan,
misalnya:
- Pedagang pengumpul adalah mereka yang aktif membeli dan atau mengumpulkan / menampung barang dari produsen (petani) atau pun tengkulak di daerah produksi dan menjualnya kepada pedagang perantara berikutnya seperti pedagang besar, grosir, atau ada yang langsung kepedagang pengecer. Volume perdagangan lebih besar dari pada tengkulak, sering melakukan proses lebih lanjut, misalnya menyimpan, grading, sortasi, dan memiliki modal lebih besar dari pada tengkulak.
- Pedagang pengecer adalah pedagang yang menjual barang atau komoditas pertanian langsung ke konsumen akhir. Mereka membeli komoditas tersebut dari grosir.
- Tengkulak adalah pedagang yang membeli langsung hasil pertanian adri petani dengan modal yang terbatas. Buah naga yang diperoleh oleh tengkulak dari petani dijual kembali kepada pedagang pengumpul dengan harga Rp 12.000/ kg.
c.
Lembaga pemasaran yang tidak memiliki dan tidak menguasai komoditas yang
dipasarkan: pengangkutan, perggudangan dan asuransi. Pemasaran komoditas buah
naga di Kabupaten Jember tidak melalui proses penggudangan dan asuransi
terlebih dahulu, karena skala produksi buah naga termasuk dalam skala rumah
tangga sehingga jumlah produksi tidak terlalu besar dan tidak diperlukan
penggudangan dan asuransi. Pengangkutan dari produsen di Rembangan menuju Pasar
Tanjung dilakukan dengan pick-up.
BAB
3. SIMPULAN DAN SARAN
3.1
Simpulan
- Pendekatan yang terdapat pada pemasaran komoditas buah naga di kabupaten Jember adalah pendekatan serba fungsi (fungsi fisik, serba fungsi, fungsi fasiltias) dan pendekatan serba lembaga.
- Lembaga pemasaran yang memiliki dan menguasai komoditas buah naga adalah pedagang pengumpul, pedagang pengecer, dan tengkulak.
- Terdapat dua saluran pemasaran yang ada pada komoditas buah naga di Kabupaten Jember yakni Produsen (petani) è tengkulak è pedagang pengumpul è pengecer è konsumen dan produsen è pedagang pengecer è konsumen.
3.2
Saran
- Bagi pemerintah sebaiknya memberikan perhatian khusus kepada pedagang buah naga meliputi standarisasi dan grading serta pengemasan produk sehingga dapat meningkatkan nilai jual produk.
- Bagi petani dan pedagang sebaiknya melakukan kerjasama yang lebih intensif dan terorganisir untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produk.
- Bagi mahasiswa sebaiknya memberikan inovasi dan pandangan baru untuk meningkatkan mutu komoditas buah naga di Kabupaten Jember.
DAFTAR PUSTAKA
Kristanto, D. 2008. Buah Naga Pembudidayaan di Pot dan di Kebun.
Penebar Swadaya. Jakarata.
Rukmana, R. 2003. Usaha Tani
Markisa. Kanisisus. Yogyakarta.
Saragih, B. 2001. Agribisnis (Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi
Berbasis Pertanian). Yayasan Mulia Persada Indonesia. Bogor.
wah ini buat penelitian ya mba...
ReplyDeletekunjungan sore http://aiizahh.blogspot.com
iya mbak,
Deletepenelitian waktu kuliah kemariinn :D
makasih kunjungannya mbak..
mksi artikelnya
ReplyDeleteWah, lengkap pembahasannya, thanks mbak...
ReplyDeleteNama saya Dewi Rumapea, saya dari Indonesia, saya dengan cepat ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan seluruh Indonesia yang mencari pinjaman di internet sangat berhati-hati untuk tidak jatuh di tangan scammers dan fraudstars, ada banyak kredit palsu lender di sini di internet dan beberapa dari mereka adalah asli, saya pernah tertipu dan ditipu di sini online sebelum seorang teman yang mendapat pinjaman baru menghubungkan saya dengan seorang wanita bernama Ibu Glory yang merupakan Direktur dari Glory Badan Kredit. Jadi saya diterapkan untuk jumlah pinjaman 500 juta dengan tingkat bunga rendah dari 2%, tidak ada jaminan, karena saya mengatakan kepadanya apa yang saya ingin menggunakan uang itu untuk membangun bisnis dan pinjaman saya disetujui dengan mudah tanpa stres dan semua persiapan yang dilakukan pada transfer kredit dan dalam waktu kurang dari 3 jam setelah pendaftaran pinjaman, itu mimpi datang melalui, jumlah pinjaman saya 500 juta dikreditkan di rekening bank saya hanya dalam selang waktu dua jam. Jadi saya ingin saran mereka sedang mencari untuk pinjaman di sini secara online harus berlaku untuk perusahaan asli, cepat hubungi sekarang email: di gloryloanfirm@mail.com. dia tidak tahu bahwa aku melakukan ini. Saya berdoa agar Tuhan memberkati dia untuk hal-hal baik yang telah dilakukan dalam hidup saya. Anda juga dapat menghubungi saya di dewiputeri9@gmail.com untuk info lebih lanjut.
ReplyDeleteSaya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
ReplyDeleteNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut