Thursday, May 24, 2012

Hubungan Iklim dan Pertumbuhan Tanaman

DISUSUN OLEH:                               1. ERIF MADIA Y.           
   2. NURLAILI IRMAWATI     
   3. TIARA ANA NURI  
   4. NANANG AGUS                 

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Pemegang masalah utama dalam memproduksi tanaman adalah iklim dan cuaca yang saat ini tidak beraturan. Kondisi ini mengakibatkan mutu hasil pertanian yang diperoleh kurang memuaskan bahkan gagal dikarenakan tidak adanya pemahaman yang baik dalam mempelajari karakteriktik iklim dan perubahan cuaca yang ekstrim akibat dari pemanasan global yang terjadi. Oleh karena itu pendekatan yang efektif adalah dengan menyesuaikan sistem usahatani dengan kondisi iklim setempat mengingat kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terbatas. Penyesuaian dapat dilakukan dengan menganalisis dan mengintrepetasi data iklim dan cuaca yang ada. Pada dasarnya iklim dan cuaca mempunyai hubungan yang saling terkait satu dengan lainnya. Analisis data iklim dan cuaca harus secara kompeherensif dan berkelanjutan karena iklim dan cuaca merupakan sistem yang selalu dapat berubah.
Cuaca dan iklim sama-sama mengacu pada keadaan atmosfer pada suatu tempat dan waktu tertentu. Cuaca dan iklim berbeda dalam rentang waktu dan luas tempat. Cuaca didefinisikan sebagai keadaan atmosfer pada daerah dan waktu tertentu. Iklim adalah keadaan atmosfer pada daerah yang lebih luas dalam kurun waktu yang panjang. Dengan kata lain iklim adalah rata-rata cuaca dalam periode waktu yang panjang dan daerah yang lebih luas. Untuk mengetahui cuaca di suatu tempat maka dapat diukur langsung keadaan cuaca di tempat tersebut. Namun, untuk mengetahui iklimnya kita memerlukan rekaman data keadaan atmosfer di tempat tersebut puluhan tahun yang lalu. Alat-alat ini harus tahan setiap waktu terhadap pengaruh-pengaruh buruk cuaca sehingga ketelitiannya tidak berubah. Pemeliharaan alat akan membuat ketelitian yang baik pula sehingga pengukuran dapat dipercaya.
Hasil pertanian selain dipengaruhi oleh faktor tanah juga ditentukan oleh faktor iklim. Kompleksnya karakteristik dan perilaku cuaca serta iklim mengakibatkan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengendalikan iklim sangat terbatas. Hal itu bisa terjadi karena iklim merupakan kondisi alam dalam wilayah yang luas sehingga manusia tidak dapat mengendalikan iklim maupun cuaca yang akan terjadi. Namun manusia dapat mensiasati hal itu dengan menanam jenis tanaman yang sesuai misalnya bawang merah dan bawang putih ditanam pada musim kemarau, padi di tanam pada musim penghujan dan lain sebagainya.
Pendekatan yang paling efektif untuk memanfaatkan sumber daya iklim adalah menyesuaikan sistem usahatani dan paket teknologinya dengan kondisi iklim setempat.Penyesuaian tersebut harus berdasarkan pada pemahaman terhadap karakteristik dan sifat iklim secara baik melalui analisis dan interpretasi data iklim. Data yang benar dan lengkap melalui pengamatan akan membuka kejelasan gejala dan perilaku cuaca atau keadaan iklim setempat dan dapat digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan pertanian karena dunia pertanian berkaitan erat dengan cuaca dan iklim sehingga data yang benar akan sangat membantu kegiatan pertanian.
Data yang baik pada umumnya memberikan hasil yang sama dengan data yang diperoleh ditempat lain yang lingkup iklimnya masih bisa di anggap sama. Dengan adanya data yang valid maka data cuaca dapat diolah hingga informasinya dapat bermanfaat bagi petani maupun pengguna lain. Informasi yang diberikan akan sangat membantu dalam manajemen pertanian karena unsur-unsur cuaca memberikan dampak langsung terhadap pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan. Metode statistik dapat digunakan sebagai pendekatan dalam upaya memahami kejelasan dan keeratan hubungan antara unsur cuaca dan iklim. Karena melalui analisis kita dapat mengetahui data secara tepat dan akurat. sehingga hasil yang diperoleh tidak melenceng sehingga kita dapat menentukan perencanaan yang baik untuk kedepannya. 

1.1  Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Tujuan
1.    Menjelaskan hubungan iklim dengan pertumbuhan dan hasil tanaman melalui pendekatan model statistik sederhana.

1.2.2 Manfaat
1.2.  Dapat menjelaskan hubungan iklim dengan pertumbuhan dan hasil tanaman melalui pendekatan model statistik sederhana.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Kegiatan pertanian selalu berhubungan dengan fluktuasi unsur-unsur cuaca yang mempengaruhi hasil pertanian baik yang bersifat positif (meningkatkan hasil) maupun negatif (menurunkan hasil). Pemantauan unsur-unsur cuaca sangat diperlukan khususnya pada saat pergantian musim, baik antara musim hujan ke kemarau atau sebaliknya. Awal musim hujan sangat menentukan penentuan saat tanam sedangkan awal musim kemarau menentukan tingkat keberhasilan panen, karena akhir musim pertanaman sangat ditentukan oleh ketersediaan air menjelang kemarau (Chasanah, 2010). Secara garis besar manfaat yang diperoleh dalam mempelahari klimatologi yaitu untuk meningkatkan kewaspadaan dari pengaruh iklim yang semakin sulit diprediksi. Dengan diperkirakannya kondisi iklim yang akan terjadi maka dapat dilakukan usaha untuk menyesuaikan dengan kondisi yang akan mungkin terjadi. Selain itu, dapat juga dilakukan pemanfaatan unsur-unsur iklim yang dapat membantu dan memberikan keuntungan. 
Manfaat dari klimatologi yaitu untuk digunakan dalam perhitungan kondisi udara dalam suatu kurun waktu tertentu atau digunakan sebagai tolok ukur untuk menentukan kondisi udara dalam suatu kurun waktu mendatang dalam perlode lebih dari 1 bulan (bulanan, musiman dan tahunan) apakah akan berlebihan (diatas normal) dari harga rata-rata yang baku. Dengan melihat kondisi baik yang telah lalu, sedang berlangsungdan akan berlangsung, maka perhitungan hasil produksi kotor dati faktor alam dapat dihitung. Oleh sebab itu arti dan manfaat klimatologi dalam  kaitan dengan produksi pertanian adalah untuk menghitung hasil produksi pertanian dari sisi kondisi alam baik yang telah berlangsung, sedang berlangsung dan akan berlangsung. Khusus untuk waktu mendatang hal ini berhubungan prakiraan produksi akan dapat ditentukan sebelumnya agar tidak terjadi kemelesetan yang sangat jauh atas kegiatan pertanian. Dilain pihak klimatologi akan dapat pula digunakan dalam penyebaran bahan pangan terutama dalam kondisi rawan pangan ataupun operasi pasar.
Iklim merupakan komponen ekosistem dan faktor produksi yang sangat dinamik dan sulit dikendalikan. Dalam praktek, iklim dan cuaca sangat sulit untuk dimodifikasi/dikendalikan sesuai dengan kebutuhan, kalaupun bisa memerluan biaya dan teknologi yang tinggi. Iklim/cuaca sering seakan-akan menjadi faktor pembatas produksi pertanian. Karena sifatnya yang dinamis, beragam dan terbuka, pendekatan terhadap cuaca/iklim agar lebih berdaya guna dalam bidang pertanian, diperlukan suatu pemahaman yang lebih akurat teradap karakteristik iklim melalui analisis dan interpretasi data iklim. Mutu hasil analisis dan interpretasi data iklim, selain ditentukan oleh metode analisis yang digunakan, juga sangat ditentukan oleh jumlah dan mutu data. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi dan kerjasama yang baik antar instasi pengelola dan pengguna data iklim demi menunjang pembangunan pertanian secara keseluruhan.
Menurut H. Abdullah (1995). Memasuki tahun 1994 ternyata hujan turun semakin deras sehingga di beberapa daerah mengalami bencana kebanjiran. Bahkan bencana itu telah merusak lahan persawahan di beberapa wilayah yang merupakan pusat produksi beras. Iklim tahun 1994 memang terjadi secara tidak normal dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Besarnya dampak kekeringan ini juga di dorong oleh pemberitaan media massa baik dari surat kabar maupun televise yang gencar memberitakan bencana banjir dan kekeringan di beberapa daerah sehingga menimbulkan dampak psikologis bagi masyarakat.
Menurut Anonim (1992). Kelembaban udara dalam menyambung tanaman akan mempengaruhi pembentukan kalus. Kelembaban yang rendah akan menghambat terbentuknya kalus. Untuk mengatasi hal ini diperlukan pemberian sungkup plastik bening sehingga kelembaban dapat di jaga dan tidak mudah terpengaruh oleh keadaan perubahan cuaca di sekelilingnya. Dalam hal ini kita dapat menyimpulkan bahwa kelembaban udara sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Menurut Kartojo (1995). Iklim merupakan faktor yang sangat berperan dalam mendukung pertumbuhan tanaman. Kondisi iklim yang sangat ekstrim misalnya kemarau panjang. akan menimbulkan dampak yang luas baik terhadap tanaman maupun manusia. Data iklim tidak hanya dimanfaatkan oleh pertanian saja. namun juga digunakan untuk keperluan perhubungan dan lingkungan hidup. Data iklim yang sering digunakan dalam meteorology dan geofisika saat ini merupakan hasil pengamatan selama 30 tahun. Sampai sekarang data iklim itu masih di anggap cukup tepat untuk mewakili cirri dan unsur meteorologi. Hujan biasanya turun apabila ada interaksi antara air laut dengan udara. Apabila air laut panas maka udara di atas laut akan lembab. Apabila udara lembab maka hujan akan turun.
Menurut Vant’t Hoff (1993). suhu minimum dan maksimum akan dua kali lebih besar untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10º C. Dari babarapa penelitian diketahui bahwa keadaan tersebut berlaku pada kisaran suhu 20 - 3º Cdalam prakteknya hubungan ini sangat sulit ditentukan.



BAB 3. METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu
            Hari Jumat pukul 07.00 WIB-selesai, tanggal 08 April 2011 di ruang 8, Fakultas Pertanian, Universitas Jember dalam acara hubungan iklim dan pertumbuhan tanaman.

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Kalkulator
2. Alat tulis

3.2.2 Bahan
1. data curah hujan                         
2. data produksi

3.3 Cara Kerja
1.  Menyiapkan satu seri data unsur-unsur cuaca.
2. Menyiapkan hasil tanaman pada periode waktu yang sama dengan pengambilan data unsur cuaca.
3. Melakukan analisis hubungan antara data cuaca dengan data produksi tanaman menggunakan model statistik sederhana.
4. Mendiskusikan hasil perhitungan dengan anggota kelompok dan membuat kesimpulan.


BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1    Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pegamatan Curah Hujan dengan Produksi Tanaman

No
Unsur Iklim    (Xi)
Hasil Tanaman
X
Y
X2
Y2
XY
1,00
2190,00
115006,00
-41,80
39644,84
1747,24
1571712942,18
-1657154,10
2,00
1553,00
48226,00
-678,80
-27135,17
460769,44
736317179,58
18419350,00
3,00
2250,00
146759,00
18,20
71397,84
331,24
5097650842,69
1299440,60
4,00
3639,00
22438,00
1407,20
-52923,17
1980211,84
2800861393,62
-74473477,79
5,00
2323,00
110512,00
91,20
35150,84
8317,44
1235581201,20
3205756,15
6,00
2099,00
30004,87
-132,80
-45356,30
17635,84
2057193496,13
6023315,98
7,00
1994,00
80786,04
-237,80
5424,87
56548,84
29429268,77
-1290035,28
8,00
2289,00
51895,97
57,20
-23465,20
3271,84
550615376,39
-1342209,15
9,00
2026,00
98403,05
-205,80
23041,89
42353,64
530928464,35
-4742019,93
10,00
1955,00
49580,72
-276,80
-25780,45
76618,24
664631344,40
7136027,18
Total
22318,00
753611,65
0,00
0,00
2647805,60
15274921509,29
-47421006,35
Rerata
2231,80
75361,17
0,00
0,00
264780,56
1527492150,93
-4742100,64

Tabel 2. Hasil Pegamatan Bulan Basah dengan Produksi Tanaman
No
Unsur Iklim    (Xi)
Hasil Tanaman (Yi)
X
Y
X2
Y2
XY
1
8
115006,00
1,1
39644,835
1,21
1571712942
43609,3185
2
5
48226,00
-1,9
-27135,17
3,61
736317179,6
51556,8135
3
6
146759,00
-0,9
71397,835
0,81
5097650843
-64258,0515
4
8
22438,00
1,1
-52923,17
1,21
2800861394
-58215,4815
5
8
110512,00
1,1
35150,835
1,21
1235581201
38665,9185
6
7
30004,87
0,1
-45356,3
0,01
2057193496
-4535,6295
7
5
80786,04
-1,9
5424,875
3,61
29429268,77
-10307,2625
8
8
51895,97
1,1
-23465,2
1,21
550615376,4
-25811,7145
9
6
98403,05
-0,9
23041,885
0,81
530928464,4
-20737,6965
10
8
49580,72
1,1
-25780,45
1,21
664631344,4
-28358,4895
Total
69
753611,65
0,000
0,000
14,900
15274921509,288
-78392,275
Rerata
6,9
75361,17
0,000
0,000
1,490
1527492150,929
-7839,228


Tabel 3. Hasil Pegamatan Bulan Kering dengan Produksi Tanaman
No
Unsur Iklim    (Xi)
Hasil Tanaman (Yi)
X
Y
X2
Y2
XY
1
2
115006,00
-1,7
39644,835
2,89
1571712942
-67396,2195
2
7
48226,00
3,3
-27135,17
10,89
736317179,6
-89546,0445
3
2
146759,00
-1,7
71397,835
2,89
5097650843
-121376,3195
4
3
22438,00
-0,7
-52923,17
0,49
2800861394
37046,2155
5
4
110512,00
0,3
35150,835
0,09
1235581201
10545,2505
6
4
30004,87
0,3
-45356,3
0,09
2057193496
-13606,8885
7
5
80786,04
1,3
5424,875
1,69
29429268,77
7052,3375
8
4
51895,97
0,3
-23465,2
0,09
550615376,4
-7039,5585
9
4
98403,05
0,3
23041,885
0,09
530928464,4
6912,5655
10
2
49580,72
-1,7
-25780,45
2,89
664631344,4
43826,7565
Total
37
753611,65
0,000
0,000
22,100
15274921509,288
-193581,905
Rerata
3,7
75361,17
0,000
0,000
2,210
1527492150,929
-19358,191

4.2 Hubungan Antara Unsur Iklim dan Hasil Tanaman
Secara teknis dalam budidaya tanaman, hampir semua unsur iklim berpengaruh terhadap produksi dan pengelolaan tanaman. Namun masing-masing mempunyai pengaruh dan peran yang berbeda teradap berbagai aspek dalam budidaya tanaman. Unsur iklim terhadap hasil tanaman mempunyai pengaruh terhadap besarnya jumlah produksi tanaman. Efektivitas dan efisiensi pestisida untuk pengendalian hama dan penyakit pada tanaman juga sangat ditentukan oleh curah hujan, suhu udara dan kelembaban.  Pengendalian hama terpadu (PHT) dengan menggunakan musuh alami yang dimungkinkan atas dasar pengetahuan tentang iklim dan cuaca.  Faktor cuaca, suhu, curah hujan, kelembaban dan faktor cuaca lainnya dapat mempengaruhi cara dan keberhasilan pengendalian hama penyakit, baik yang dilakukan dengan cara kimiawi, hayati maupun kultur teknis.

4.3 Fungsi Perhitungan Data Regresi dan Korelasi
Tujuan menggunakan analisis regresi adalah:
·      Membuat estimasi rata-rata dan nilai variabel tergantung dengan didasarkan pada nilai variabel bebas.
·      Menguji hipotesis karakteristik dependensi.
·      Untuk meramalkan nilai rata-rata variabel bebas dengan didasarkan pada nilai variabel bebas diluar jangkauan sampel.
Keselerasan model regresi dapat diterangkan dengan menggunakan nilai r2, semakin besar nilai tersebut maka model semakin baik. Jika nilai mendekati 1 maka model regresi semakin baik. Nilai r2 mempunyai karakteristik diantaranya: selalu positif, dan nilai r2 maksimal sebesar 1. Jika Nilai r2 sebesar 1 akan mempunyai arti kesesuaian yang sempurna. Maksudnya seluruh variasi dalam variabel Y dapat diterangkan oleh model regresi. Sebaliknya jika r2 sama dengan 0, maka tidak ada hubungan linier antara X dan Y.

4.4 Grafik serta Analisis dari Data Cuaca
 
            Berdasarkan data dan grafik yang ada pada bulan pertama pengaruh curah hujan terhadap hasil tanaman mengalami penurunan. Pada bulan kedua, pengaruh curah hujan terhadap hasil tanaman mengalami kenaikan yang paling drastis. Pada bulan ketiga pengaruh curah hujan terhadap hasil tanaman mengalami penurunan yang paling ekstrim. Kemudian bulan-bulan berikutnya pengaruh curah hujan terhadap hasil tanaman mengalami turun dan naik yang tidak begitu signifikan.
Berdasarkan data diatas dapat kita ketahui bahwa fungsi regresi untuk data curah hujan dan hasil produksi adalah y = 1153317,91x, yang artinya rata-rata data curah hujan dan hasil produksi adalah 11533 satuan. Besarnya koefisien kolerasinya adalah sebesar 0,055, yang artinya bahwa data 70853,55 hubungannya adalah berlawanan.  Persamaan regresi dan korelasi tersebut juga menyatakan bahwa setiap perubahan variabel curah hujan sebesar 1% maka akan menimbulkan perubahan variabel hasil produksi sebesar 0,055, dimana nilainya adalah negatif maka perubahan tersebut kearah penurunan.

Berdasarkan data pengaruh bulan basah terhadap hasil tanaman ini dapat diketahui bahwa bulan pertama mengalami penurunan saat memasuki bulan kedua, namun meningkat saat pada bulan ketiga. Data curah hujan terhadap hasil tanaman mengalami penurunan kembali pada bulan keempat kemudian kembali naik pada bulan kelima, turun pada bulan keenam. Data bulan basah terhadap hasil tanaman mengalami turun-naik selama setahun.
Berdasarkan data diatas dapat kita ketahui bahwa fungsi regresi untuk data bulan basah dan hasil produksi adalah y = 111665261x, yang artinya rata-rata data bulan basah dan hasil produksi adalah 11166 satuan. Besarnya koefisien kolerasinya adalah sebesar -0,15, yang artinya bahwa data bulan basah dan hasil produksi hubungannya adalah berlawanan. Persamaan regresi dan korelasi tersebut juga menyatakan bahwa setiap perubahan variabel bulan basah sebesar 1% maka akan menimbulkan perubahan variabel hasil produksi sebesar 0,15, dimana nilainya adalah negatif maka perubahan tersebut kearah penurunan.


Berdasarkan data dan grafik bulan kering terhadap hasil tanaman, dapat diketahui bahwa bulan kering terhadap hasil tanaman mengalami penurunan dan kenaikan selama duabelas bulan. Pada bulan pertama, kedua, ketiga, dan keempat mengalami kenaikan dan penurunan yang sangat signifikan, sedangkan pada bulan kelima sampai bulan keduabelas mengalami turun-naik yang tidak terlalu besar pengaruhnya.
Berdasarkan data diatas dapat kita ketahui bahwa fungsi regresi untuk data bulan kering dan hasil produksi adalah y = 107778759x, yang artinya rata-rata data bulan kering dan hasil produksi adalah 10777 satuan. Besarnya koefisien kolerasinya adalah sebesar -0,11, yang artinya bahwa data bulan kering dan hasil produksi hubungannya adalah berlawanan. Persamaan regresi dan korelasi tersebut juga menyatakan bahwa setiap perubahan variabel bulan kering sebesar 1% maka akan menimbulkan perubahan variabel hasil produksi sebesar 0,11, dimana nilainya adalah negatif maka perubahan tersebut kearah penurunan.


4.5 Peranan Cuaca dan Iklim Terhadap Produksi Tanaman
            Pertumbuhan dan produksi tanaman merupakan hasil akhir dari proses fotosintesis dan berbagai fisiologi lainnya.  Proses fotosintesis sebagai proses awal kehidupan tanaman pada dasarnya adalah proses fisiologi dan fisika yang mengkonversi energi surya (matahari) dalam bentuk gelombang elektromagnetik menjadi energi kimia dalam bentuk karbohidrat.  Sebagian energi kimia tersebut direduksi atau dirombak menjadi energi kinetik dan energi termal melalui proses respirasi, untuk memenuhi kebutuhan internal tanaman.  Sedangkan bagian lainnya direformasi menjadi beberapa jenis senyawa organik, termasuk asam amino, protein dan lain-lain melalui beberapa proses metabolisme tanaman.
Selain radiasi surya, proses fotosintesis sangat ditentukan oleh ketersediaan air, konsentrasi CO2 dan suhu udara.  Sedangkan proses respirasi dan beberapa proses metabolisme tanaman secara signifikan dipengaruhi oleh suhu udara dan beberapa unsur iklim lain.  Proses transpirasi yang menguapkan air dari jaringan tanaman ke atmosfer merealisasikan proses dinamisasi dan translokasi energi panas, air, hara dan berbagai senyawa lainnya di dalam jaringan tanaman.  Secara fisika, proses transpirasi tanaman sangat ditentukan oleh ketersediaan air tanah (kelembaban udara), radiasi surya, kelembaban nisbi dan angin.
Selain proses metabolisme, proses pembungaan, pengisian biji dan pematangan biji atau buah tanaman padi juga sangat dipengaruhi oleh radiasi surya (intensitas dan lama penyinaran), suhu udara dan kelembaban nisbi serta angin.  Oleh sebab itu, produkstivitas dan mutu hasil tanaman yang banyak ditentukan pada fase pengisian dan pematangan biji atau buah sangat dipengaruhi oleh berbagai unsur iklim dan cuaca, terutama radiasi surya dan suhu udara.
Secara aktual, berbagai proses fisiologi, pertumbuhan dan produksi tanaman sangat dipengaruhi oleh unsur cuaca, yaitu keadaan atmosfer dari saat ke saat selama umur tanaman, ketersediaan air (kelembaban tanah) sangat ditentukan oleh curah hujan dalam periode waktu tertentu dan disebut sebagai unsur iklim, yang pada hakikatnya adalah akumulasi dari unsur cuaca (curah hujan dari saat ke saat).  Demikian juga, pertumbuhan dan produksi tanaman merupakan manivestasi akumulatif dari seluruh proses fisiologi selama fase atau periode pertumbuhan tertentu  oleh sebab itu dalam pengertian yang lebih teknis dapat dinyatakan bahwa pertumbuhan dan produksi tanaman dipengaruhi oleh berbagai unsur iklim (sebagai akumulasi keadaan cuaca) selama pertumbuhan tanaman.

4.6 Metode Statistik dalam Pendugaan Besarnya Pengaruh Unsur Cuaca Terhadap Hasil Tanaman
             Dalam prakteknya, iklim dan cuaca sangat sulit untuk dimodifikasi atau dikendalikan sesuai dengan kebutuhan, kalaupun bisa memerluan biaya dan teknologi yang tinggi.  Iklim dan cuaca sering seakan-akan menjadi faktor pembatas produksi pertanian.  Karena sifatnya yang dinamis, beragam dan terbuka, pendekatan terhadap cuaca dan iklim agar lebih berdaya guna dalam bidang pertanian , diperlukan suatu pemahaman yang lebih akurat teradap karakteristik iklim melalui analisis dan interpretasi data iklim.  Mutu hasil analisis dan interpretasi data iklim, selain ditentukan oleh metode analisis yang digunakan, juga sangat ditentukan oleh jumlah dan mutu data. Melalui penggunaan metode statistik, dapat dilakukan pendugaan besarnya pengaruh unsur cuaca terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Bentuk-bentuk persamaan garis-garis regresi yang telah diketahui maka perubahan hasil tanaman dari waktu ke waktu dapat diduga nilainya.
            Sesuai dengan karakteristik dan kompleksnya faktor iklim, maka kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam memodifikasi dan mengendalikan iklim sangat terbatas.  Oleh sebab itu pendekatan yang paling efektif untuk memanfaatkan sumber daya  iklim adalah menyesuaikan sistem usahatani dan  paket teknologinya dengan kondisi iklim setempat.  Penyesuaian tersebut harus didasarkan pada pemahaman terhadap karakteristik dan sifat iklim secara baik melalui analisis dan interpretasi data iklim.  Mutu hasil analisis dan interpretasi data iklim, selain ditentukan oleh metode analisis yang digunakan, juga sangat ditentukan oleh jumlah dan mutu data.


BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
1.    Hubungan antara unsur iklim dan hasil tanaman sangat berpengaruh, yaitu jumlah produksi yang dihasilkan serta efektivitas dan efisiensi pestisida untuk pengendalian hama dan penyakit.
2.    Tujuan menggunakan analisis regresi adalah membuat estimasi rata-rata dan nilai variabel tergantung dengan didasarkan pada nilai variabel bebas, menguji hipotesis karakteristik dependensi, dan untuk meramalkan nilai rata-rata variabel bebas dengan didasarkan pada nilai variabel bebas diluar jangkauan sampel.
3.    Berdasarkan hasil pengamatan dan interpretasi data curah hujan dan hasil produksi, bulan basah dan hasil produksi, serta bulan kering dan hasil produksi mempunyai hubungannya adalah berlawanan.
4.    Peranan cuaca dan iklim terhadap produksi tanaman adalah pada proses fotosintesis yang menentukan hasil dari jumlah dan kualitas hasil tanaman.
5.    Iklim dan cuaca sangat sulit untuk dimodifikasi atau dikendalikan sesuai dengan kebutuhan maka melalui penggunaan metode statistik, dapat dilakukan pendugaan besarnya pengaruh unsur cuaca terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman.

5.2 SARAN
1.    Sebaiknya saat melakukan pencatatan, perhitungan, dan analisis data kurang dengan teliti dan tepat sehingga hasil yang diperoleh dapat dikatakan relevan dengan kondisi yang sebenarnya terjadi.
2.    Pencatatan, perhitungan, dan analisis data cuaca ini dapat dimanfaatkan dalam bidang pertanian, khususnya oleh petani agar dapat menentukan hasil produksi tanaman sehingga kegagalan panen dapat diantisipasi dengan baik dan lebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah.H. 1995. Kekeringan dan Upaya Pengadaan Beras. Jakarta. Industri Pengolahan Pangan di Indonesia vol.VI. Hal 9-14.

Aisyah, I. 2009. Manfaat Klimatologi Untuk Menunjang Kegiatan Pertanian dan Analisis Serta Desain Data Warehousing Di Balai Besar Meteorologi dan Geofisika. http://badaihxh.blogspot.com/2009/01/agroklimatologi-1-manfaatnya_30.html [19 Pebruari 2010].

Anonim. 2009. Product Book. http://www.alphamas.co.id/index.php, [24 Maret 2010].

Anonim. 1992. Panduan Praktikal Tapak Semaian Bagi Spesies Acacia mangium. Proyek Latihan dan Pembangunan Teknikal Reafforestation.Sabah.

Chasanah, Nur. 2010. Pengenalan Stasiun Meteorologi Pertanian Khusus Dan Peralatan Pengamatan Cuaca. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.[online]. http://dmiraclesofmylive.blogspot.com/2011_01_01_archive.html [27 Maret 2011].

Kartojo. 1995. Peran Iklim Bagi Pertanian. Jakarta. Industri Pengolahan Pangan di Indonesia vol.VI. Hal 15-20.

Tjasyono, B. 2004. Klimatologi. ITB: Bandung.

Van’t Hoff. 1993. Iklim Mikro Tanaman. IKIP. Malang.


Share it To Your Friend:

Related Post:

1 comment: